Kapal Finder sudah beroperasi di lautan lepas selama
1,5 tahun, namun baru kali saya merasakan bekerja di shift yang hampir tidak
ada orang Indonesia-nya sama sekali .Jadi mau gag mau setiap hari harus
berbicara memakai Bahasa Inggris, Awalnya ada perasaan was-was kalau-kalau tenses
atau pronounciationnya salah. Namun pertanyaannya, “Kalau saya tidak pernah
mencoba , Kapan bisa mahir-nya?”
Sama halnya seperti orang yang ingin belajar berenang. Ia
sudah membaca berpuluh puluh buku mengenai teknik berenang, kemudian mempelajari
gambar dan video tentang cara cara berenang. Tetapi dia sendiri belum pernah
masuk ke kolam renang. Apakah kemudian setelah membaca buku dan mempelajari
gambar orang berenang, maka lantas orang ini menjadi mahir berenang?
Kapal kami merapat di pelabuhan SIngapura.Di hari pertama,
saya menyempatkan jalan jalan keluar bersama teman teman dari Eropa.
Jikalau dilihat dari jabatan, bisa dibilang posisi sayalah
yang paling rendah karena ketiga teman saya sudah memiliki jabatan sebagai Chief
dan Leader, namun mereka tidak pernah membeda bedakan orang berdasarkan
jabatannya terutama ketika kita sudah diluar jam kerja.
Kami berempat berasal dari Negara yang berbeda beda, Teman
saya yang pertama bernama Tom berkebangsaan UK. Dia sangat menyukai berbagai
macam olahraga dan fitness ditambah daya analisisnya yang cemerlang, oleh
karena itu tidak heran di umurnya yang masih 34 tahun, dia sudah mendapat
jabatan Chief Processing.
Lalu teman saya yang kedua bernama Fab. Ia berkebangsaan
Perancis dan sudah berpengalaman di bidang seismic selama 12 tahun. Pernah
suatu hari ia menunjukkan rumahnya di Brazil dan berhasil membuat saya terheran
heran karena rumahnya hampir seluas lapangan sepak bola. Walaupun umurnya masih
relatif muda sekitar 36 tahun, namun semangat dan kepercayaan dirinyanya luar
biasa.
Teman saya yang ketiga adalah Stan berkebangsaan Polandia.
Sejak lulus dari Universitas, dia sudah bergabung di perusahaan Perancis.
Badan-nya pun termasuk yang tertinggi di kapal Finder sekitar 190 cm.
Stan tergolong teman ngobrol yang cukup menyenangkan, karena selain dia rendah
hati, bahasa inggrisnya pun sangat mudah dimengerti.
Tempat nongkrong pertama dimulai di salah satu bar di Orchad
Road dimana saya hanya memesan Jus mix dengan sedikit mint, sedangkan yang
dipesan teman teman saya ini diantara Bir Heinekken, Torono, Tiger bir, dll.
Percakapanpun selalu membicarakan tentang bir , entah mengapa orang orang bule
begitu excited ketika mereka
membicarakan mengenai Beer.
Setelah 15 menit kemudian kami larut dalam suatu percakapan ,
dan teman saya Stan Mulai Bercerita mengenai pengalaman bekerjanya ketika di
Indonesia.
“Saya pernah melakukan project di bagian Indonesia sebelah
Timur dan orang orang disana banyak bercerita bahwa mereka kurang menyukai
penduduk di bagian Indonesia sebelah barat. How Come it happens? Kalian
sama-sama Indonesian ?”
Setelah saya berfikir pikir. bener juga yang ditanyakan oleh teman saya ini, sebuah pertanyaan sederhana namun sulit dijelaskan dengan mudah. Indonesia memang sangat beraneka ragam, Selain terdiri dari berbagai macam suku, Kami juga memiliki agama yang beraneka ragam. Selain itupun jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia terdiri dari 17.000 pulau yang hampir setiap pulaunya dipisahkan oleh lautan dan sebagian besar aksesnya hanya bisa diseberangi menggunakan Pesawat terbang maupun kapal laut.
Oleh karena itu saya teringat teman yang
selalu mengingatkan kepada saya, “Jaga sikap dan tutur kata ketika berada di
Tanah Orang.” Teman saya ini menggangap Pulau Kalimantan sebagai “tanah orang”
atau mungkin malah seperti luar negeri , walaupun Kalimantan masih sama sama
bagian dari Indonesia.
(****)
Tanpa terasa 2 gelas Jus sudah kosong di depan meja saya,
sehingga kami melanjutkan kembali perjalanan menuju Dining Sky Marina Bay.
Sudah pernah kesana ?
Jika anda main ke Singapura, pasti pernah melihat Bangunan seperti kapal yang berdiri diatas 3 gedung pencakar langit kan? Nah disanalah tujuan kedua kami untuk menikmati suasana malam di SIngapura dari ketinggian.
Jika anda main ke Singapura, pasti pernah melihat Bangunan seperti kapal yang berdiri diatas 3 gedung pencakar langit kan? Nah disanalah tujuan kedua kami untuk menikmati suasana malam di SIngapura dari ketinggian.
Setelah sampai di
pintu masuk lantai pertama, saya melihat hall besar dengan dekorasi yang sangat
indah diterangi lampu berwarna kuning bersinar. Sambil melihat lihat sekitar,
kami terus berjalan menuju lift besar yang bisa dimasuki 10 orang sekaligus dan hanya dibutuhkan waktu 20 detik saja untuk
menuju ke lantai teratas dari bangunan ini.
Begitu Pintu lift terbuka, didepan kami terbujur pemandangan
indah SIngapura di ketinggian sekitar 350 meter dari daratan. Keren. Begitu terpananya , saya berjalan menuju
bagian paling depan kapal, namun petugas mendatangi saya dan mempersilahkan supaya
kami menuju ruang bar terlebih dahulu sebagai tiket masuk.
Di dalam bar yang tertata rapi, kami dipersilahkan memilih minuman
dengan harga paling murah 20 Dollar SIngapura. Jadi kalau anda ingin mencoba
berkunjung ke dining sky Marina bay, jangan lupa membawa uang minimal 140.000
rupiah sebagai tiket masuk sekaligus anda akan mendapatkan 1 gelas minuman
dengan pilihan yang beraneka ragam.
Setelah kami memilih tempat yang pas untuk mengobrol, teman
teman saya ini kembali membicarakan mengenai macam macam bir yang kurang saya
ketahui. Memang sepertinya bahan pembicaraan yang paling menarik untuk orang
orang Western adalah Bir. Saya pernah memiliki teman bekerja yang sudah sangat
experience , beliau sudah bekerja selama 30 tahun, memiliki gelar master, dan
jabatan Chief Engineer di kapal. SUatu Hari beliau pernah bercerita kepada
saya,
“Ketika kamu berkumpul bersama teman teman dari berbagai
macam negara, kamu harus paham topic yang senang mereka bicarakan. Kalau teman
dari Western, mereka begitu menyukai pembicaraan mengenai Bir dan minuman
beralkohol, kalau teman Teman dari Chinese sangat menyukai pembicaraan seputar
bisnis , Teman dari India biasanya menyukai pembicaraan seputar Politik ,
sedangkan Teman teman dari Asia Tenggara seperti Indonesia , Malaysia, Vietnam,
FIliphina, mereka sangat tertarik ketika membicarakan hal hal seputar S*X dan
sering dijadikan bahan lelucon.
Sebenarnya saya kurang begitu setuju dengan pendapat teman
saya ini, namun saya juga tidak bisa
membantah karena memang ada sedikit kebenaran-nya.
(****)
Tiba tiba, seorang wanita bersama suami nya mendekati kami,
Tiba tiba, seorang wanita bersama suami nya mendekati kami,
“Are you guys have a secret ? share with us ?”
Ini orang apa coba, Mungkin kalau di Indonesia, kita
menyebutnya SKSD alias SOk Kenal Sok Deket. Tapi setelah wanita Itu
memperkenalkan diri dan mengetahui saya berasal dari Indonesia, Wanita
berkebangsaan AUstralia yang bernama Christina ini menyapa dengan bahasa
Indonesia yang sangat fasih.
Saya sedikit terpana
dan mencoba bertanya.
“Kok kamu bisa bahasa Indonesia?”
“Iya, soalnya
sejak SMA di Australia, saya sudah diajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia.”
Saya baru
mengerti bahwa Bahasa Indonesia ternyata juga dipelajari oleh orang Australia dan
herannya lagi ada salah satu warga Australia yang sangat fasih berbahasa
Indonesia, berkebalikan dengan saya yang
sudah dari sejak SD belajar bahasa Inggris, namun masih suka lupa beberapa kosakata
dan tenses sehingga masih harus banyak belajar lagi.
(***)
Waktu sudah pukul 23:00, kami harus kembali ke pelabuhan di
Loyang SIngapura yang lokasi-nya sangat dekat dengan bandara Internasional
Changi . Hampir setiap hari kami bisa melihat pesawat terbang mendarat maupun
mengudara dari jarak yang cukup dekat.
SIngapura selalu memberikan kesan yang indah, bersih, seakan tidak pernah bosan untuk dikunjungi.
Selamat Berlayar teman teman Kru Finder, Selamat mengarungi samudra.
Best Regards,
Denni Pascasakti
Denni Pascasakti
9 September 2012
Lautan Vietnam
Comments
Dan Pasti nya juga itu Pengalaman yang sangat berkesan bagi anda , Mantap Kak .