Saya menyadari bahwa hampir selama 18 tahun, sejak Taman Kanak Kanak sampai duduk di bangku perkuliahan, saya hanya belajar mengenai pelajaran menghitung, menghapal,dan mengerjakan tugas. Namun saya kurang menerima bekal pengetahuan tentang Strategi keuangan, investasi, dan bagaimana cara agar tidak terjerat Hutang.
Karena rasa penasaran , saya mulai membaca hampir belasan buku yang membahas mengenai keuangan, pengalaman dari orang orang sukses serta buisnessman yang hampir sebagian besar di Indonesia ternyata justru dipegang oleh keturunan Chienese.
Saya melihat banyak sekali orang Indonesia yang sangat Pintar dan Jenius, namun karena kita sejak kecil hanya belajar untuk mengerjakan sesuatu, diberikan tugas dan harus menyelesaikan nya, sehingga kebiasaan tersebut terbawa ketika sudah bekerja.
Ya, saya melihat orang2 jenius ini bekerja sebagai Karyawan Teladan, masuk jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore selama bertahun tahun sampai pensiun. Sedangkan ketika kita lihat siapa bosnya? Bosnya justru bukanlah orang jenius, mereka hanyalah orang biasa yang mampu berstrategi, dapat meyakinkan orang lain, memiliki jaringan luas, dan mengetahui tentang perencanaan keuangan. Aneh bukan ?
(****)
Ketika seseorang memiliki tabungan dan akan membeli sesuatu, terdapat 2 hal yang diantaranya :
1. ASSET : Ketika kita membeli asset, harganya jarang turun dan cukup stabil, bahkan harga asset cenderung naik seiring berjalannya waktu.
Contoh : Tanah, Rumah, emas, dinnar, dll.
2. BEBAN : Ketika kita membeli beban, semahal apapun harganya, seiring berjalannya waktu, harga dari beban terus menurun, bahkan biaya perawatannya memerlukan pengeluaran yang tidak sedikit.
Contoh : Mobil , Motor, Laptop, HP, Gadget baru, dll.
Namun Kenyataannya di masyarakat kita, justru orang yang memiliki BEBAN semakin banyaklah yang memiliki prestise cukup tinggi. Saya mengamati beberapa teman yang sudah cukup memiliki tabungan di bank, mereka lebih memilih membeli mobil baru Honda Jazz atau membeli Motor Ninja 250R ketimbang membeli property. Menurut mereka , “lebih baik mengontrak rumah saja, yang penting Mobilnya baru.” Apakah ada yang salah ?
Kalau menurut pandangan saya, walaupun saya hanya memiliki BB seri jadul dan Motor tahun 2002, namun bagi saya, kepemilikan BEBAN haruslah didasarkan pada FUNGSINYA, Bukan UPDATE TERBARU atau UPDATE TERMAHAL nya dikarenakan nilainya terus menurun dari waktu ke waktu.
Pengalaman memilih Property Rumah Di Jogja
Entah mengapa Jogja membuat saya benar benar merasakan kenyamanan, Jalan yang bebas macet, masyarakat yang ramah, harga kebutuhan sehari hari yang cukup terjangkau. Oleh karena itu, hampir seminggu belakangan saya memutari Jogja bersama Ibu Tercinta yang dimulai dari Jalan Kaliurang, Monjali, Paingan, Godean, sampai Bantul.
Sebenarnya untuk mencari rumah tempat tinggal, terdapat beberapa alternatif :
1. Perumahan Baru
2. Perumahan Lama ( Rumah Second )
3. Apartemen
4. Rumah Kredit Macet
Setiap orang memiliki pertimbangan yang berbeda beda, namun saya memilih property yang berada di perumahan baru, karena bangunannya masih baru dan bisa didesign sesuai keinginan pembeli.
Beberapa pertimbangan ketika membeli rumah di perumahan Lama , kita harus memastikan bahwa tidak ada banjir, keamanan terjamin, dan pastikan bahwa rumah lama memiliki rangka besi. Karena saya menemukan beberapa rumah lama di Jogja tidak dibangun dengan kerangka besi (jarang rumah2 tahun 70-an yang dibangun menggunakan kerangka besi sehingga ketahananya berkurang.)
Terdapat Beberapa Jenis Sertifikat Tanah dalam kepemilikan rumah :
1. SHM ( Sertifikat Hak Milik ) = Jenis hak ini adalah hak yang paling kuat, karena pemilik tanah memiliki hak penuh dan tanahnya bisa diwariskan.
2. HGB ( Hak Guna Bangunan ) = Jenis hak ini hanya berlaku selama 20 tahun dan harus diperpanjang. Saat ini, hampir semua perumahan baru di Jogja, sertifikat awalnya adalah HGB, namun setelah kita mendapatkan Sertifikat HGB dari developer, jenis hak-nya bisa ditingkatkan menjadi SHM di Kantor pertanahan.
3. Dll.
(****)
Setelah mengitari Jogja yang seminggu belakangan cuacanya selalu berubah rubah, terkadang panas terik, terkadang hujan deras. Sampai pada akhirnya saya menemukan perumahan yang cukup menjanjikan. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan Booking Fee ke Developer. Mengapa ? Karena jaman sekarang orang mencari rumah seperti semut yang berebutan gula.
Tempat tempat strategis biasanya cukup cepat terjual, bahkan Jogja saat ini menjadi Incaran orang orang diluar Pulau Jawa yang ingin membangun Kontrakan atau kos2an untuk Hari tua mereka.Saya juga pernah melihat Bos2 tua ( Kelihatannya sih kayak Koruptor ) yang menaruh modalnya di Rumah-rumah Baru untuk anaknya yang kuliah di Jogja agar daftar Kekayaan nya sulit terlacak.
Karena Rumah saat ini harganya cukup tinggi, saya memanfaatkan jasa KPR di salah satu Bank. Namun ternyata masih terdapat biaya-biaya lain di Pihak Developer dan Bank diluar harga Rumah.
Beberapa Biaya dari pihak Developer dan dari Pihak Bank, diluar harga Rumah, diantaranya :
1. Biaya-Biaya Developer :
Notaris PPAT, Validasi , Tambahan biaya IMB, PPN 10%, BPHTB 5%
Perkiraan total biaya developer sekitar 25 juta sampai 30 juta Rupiah.
2. Biaya Biaya KPR Bank :
Taksasi / Penilaian Agunan , Biaya Administrasi, Notaris, Materai, Asuransi Jiwa dan Bangunan. Perkiraan Total biaya sekitar 4-5 juta Rupiah.
Beberapa Tips pengambilan KPR di Bank untuk perhitungan angsuran per bulan :
1. Hindari Kredit Berkepanjangan.
Mengapa ? Karena semakin lama jangka waktu kredit di bank, maka bunganya semakin tinggi. Saya menghitung misalkan saya ambil KPR 100 juta selama 5 tahun, maka saya harus mengembalikan ke bank sebesar 125 juta. Jika saya mengambil KPR 100 juta selama 10 Tahun, saya harus mengembalikan ke bank sebesar 150 juta. Bayangkan Jika kamu mengambil 15 Tahun. Berapa yang harus kamu bayarkan ke bank ? Mungkin seharusnya kamu sudah bisa membeli 2 rumah.
2. Kredit satu per satu, Maksimum Kredit 40% dari Gaji bulanan.
Saya menjumpai beberapa orang yang terlihat terburu-buru ketika akan mengkredit sesuatu, mereka sekaligus mengambil kredit Rumah, Mobil, Motor, HP. Bayangkan HP atau Motor yang seharusnya bisa dibayarkan tanpa Kredit, masih diambilnya dengan Kredit. Akhirnya apa? Sudah dipastikan Hidupnya Terjerat Hutang dan Frustasi. Oleh Karena itu, ambilah kredit satu per satu, dan Hitung supaya maksimum kredit sebesar 40% dari gaji bulanan.
3. Tabungan di Bank, Minimum tersimpan 3-5 kali gaji bulanan.
Bayangkan jika kamu tidak memiliki cadangan tabungan sama sekali di bank, apa yang terjadi jika sudah saatnya membayar kredit namun kita tidak memiliki Uang sama sekali. Mungkin kita tinggal bersiap siap penagih Hutang ( Debt Collector) mendatangi rumahmu yang kebanyakan datang dengan cara paksaan dan teror.
4. Salah satu Pertimbangan Terpenting mencari rumah , PERTAMA adalah LOKASI, Kedua adalah LOKASI, KETIGA adalah LOKASI. Kemudian tidak ada kata RUGI ketika membeli Rumah atau Tanah, dikarenakan harganya terus meningkat.
Mungkin inilah saatnya kita membuat strategi dan planning untuk masa depan,
Jangan pernah membiarkan hidup mengalir begitu saja tanpa tujuan dan tanpa mimpi. Karena banyak orang orang yang sukses memulai kariernya dengan cara BERANI BERMIMPI BESAR.
Semoga informasinya bermanfaaat.
Best Regard
Denni Pascasakti
Yogyakarta, 4 Januari 2012. Pk 11.41
www.dennipasca.blogspot.com
Comments