Skip to main content

13 Hours Backpacker in Paris ( Part 3 of 3 )



Training selama 6 hari telah berakhir, tiket pulang ke Jakarta sudah masuk ke Inbox email. Rute yang harus saya tempuh dimulai dari Nantes – Paris – Singapore – Jakarta. Namun ada hal yang membuat saya terkejut ketika membaca e-tiket tersebut, karena saya hanya memiliki waktu 2 jam di Paris dan harus pindah pesawat tujuan Singapura ,

”Gawat!, Masa jauh-jauh ke Perancis gag jalan-jalan di Paris !”
Saat itu saya bingung, soalnya dari sejak awal pingin banget bisa extend 1 hari di Paris buat jalan jalan. Mmmm... saya mulai berfikir dan kembali teringat sebuah pepatah ,”Mintalah, Maka kamu akan mendapatkan.” Ya.. saat itu saya memberanikan diri mengemail langsung Koordinator training di kantor Singapura agar bisa mengextend waktu pulang saya di Paris selama 1 hari.

Email yang saya kirimkan sbb:
“Hi Clara, Could you please extend my ticket in Paris just for 1 day? coz I want to have a look about Paris, and Actually, I really want to go to eiffel tower. ”

Sebenernya sih tuh email agak terlihat memalukan, tp gpp deh, yang penting udah nyoba. Dikabulkan syukur, gag dikabulkan juga gag pa-pa.

(****)

Paginya sudah ada email yang masuk dan email tersebut dikirim oleh Clara, setelah saya membaca dengan perasaan sedikit berdebar debar... Mata saya berbinar-binar dan berteriak dalam hati,”Yessssss!!!!,, aq bisa ke Eiffel Tower....!!!!!!!!!!

Ternyata benar, ketika kita meminta, berharap, serta tetap percaya akan suatu impian, maka impian tersebut akan menjadi kenyataan..”

E-ticket yang diberikan ke saya sebenarnya tidak diekstend 1 hari penuh, karena terbentur masa berlaku visa yang hanya berlaku 8 hari dari sejak awal training . Jadi saya berangkat dari Nantes pk 06.30, sampai di Paris pukul 08.00. Kemudian dari Paris saya harus pindah pesawat Air France tujuan Singapura pukul 23.00 malam.

Saya memiliki waktu untuk jalan jalan di Paris dari pukul 08.00 pagi sampai 23.00 malam yang jika dikalkulasi saya memiliki waktu hanya 13 jam. Target yang harus dikejar di Paris ada 3 tempat, yang pertama adalah Menara Eiffel, kemudian Charles de Gaulle Monument, dan terakhir adalah Museum de Louvre ( piramid kaca ).

Sendirian, tanpa informasi, pertama kalinya ke Paris. Gag bawa Peta. Lengkaplah sudah.
Apakah mungkin dalam 13 jam menjangkau 3 tempat paling terkenal di Perancis ???

(****)

D-Day of Backpacker



(05.00)
Kami berempat berjalan menyusuri gang-gang kecil di Nantes, udara cukup menusuk sampai ke tulang diiringi hujan gerimis. Setelah berjalan kira kita 100 meter, kami melihat ada dua orang pemuda mabuk sedang berkelahi di depan diskotik.

Setelah menunggu beberapa saat, kedua pemuda tersebut dipisahkan dan salah satu pemuda nampak berdarah karena pukulan yang cukup keras tepat mendarat di bibirnya. Kemudian kami kembali berjalan melewati diskotik dan melihat taksi kami sudah menunggu tidak jauh dari sana.

Sesampainya di airport Nantes, saya berjalan sedikit terhuyung huyung karena saya harus mengangkat 3 tas yang cukup berat. Salah satunya karena ada 1 tambahan tas dari tempat training berisi modul modul training yang tuebeell bangett ( kayaknya juga gag dibaca deh.;p). Jadi saya menuju ke meja check in dan berkata,”Madam, could I put my bag here and you send directly to Jakarta ,Indonesia? Jakarta is my last destination.” Kemudian wanita bule itu menjawab,”Yes, I can, Don’t worry, your bag will be sent to Jakarta, and you can take your bag when you depart in Jakarta.”

Sebenernya ada rasa sedikit takut nitipin bag langsung ke jakarta, Coz perjalanan dari Nantes ke Jakarta harus 3 kali ganti pesawat dan juga ganti brand dari Air France ke Garuda. But, because there is no choice. Saya tetap menitipkan 1 bag yang paling berat berisi pakaian . Semoga balik tuh tas. Lumayan biar isinya cuma pakaian sama celana..

Setelah check in , kami berjalan menuju pintu masuk dan siap menempuh perjalanan udara Nantes to Paris..

Paris.. I’m Coming..

( 08.00 )
Sampai juga kami berempat di Bandara Charles de Gaulle Paris..”Wooowww keren, bandara nya luas banget.Semua papan informasi mulai dari Jadwal pesawat, rute perjalanan dapat dibaca hampir di setiap tempat dan mudah dimengerti sekalipun oleh orang yang baru pertama kali berkunjung , serta ada petugas informasi dimana mana. Jadi dijamin gag bakalan nyasar deh..

Kemudian tibalah saatnya kami berempat harus berpisah satu sama Lain, Fred harus meneruskan perjalanan ke Brest menggunakan pesawat Air France. John mengambil pesawat Thai Airways menuju Phuket. Pak Rudi mengambil pesawat Singapore Airline menuju Singapura. Dan saya ?? ya.. sayalah satu satunya yang tinggal di bandara karena keinginan yang bisa dibilang nekat dan cukup crazy demi backpacker menuju Eiffel Tower, selain itu, saya juga harus sudah kembali ke bandara CDG sebelum jam 10 Malam demi mengejar pesawat jam 11 mlm.

(08.30)



Saya mencoba bertanya ke bagian informasi, ”Madam, How I can go to Paris by train?”, kemudian dijawab,”Sir, have a look at there, You can read in that information ,”Paris by Train”, and you just follow that direction. Ok sir? “. Bener sih, di papan berwarna biru saya bisa melihat tulisan Paris by Train, jadi tanpa berpikir panjang, saya mengikuti informasi tersebut yang akhirnya membawa saya ke sebuah Mesin e-Ticket berwarna hijau.



Karena kebetulan uang Euro yang saya bawa semua nya uang kertas, jadi saya mencoba mencari tempat untuk uang kertas di mesih hijau tsb..”Tapi Kok gag ada ya tempat buat masukin uang kertas? Adanya tempat buat uang coin aja... Aneh..” Setelah melihat kiri kanan, di dekat mesin hijau itu ada satu lagi mesin berwarna putih yang merupakan mesin penukar dari uang kertas ke uang coin.

Jadi pertama tama saya menukarkan uang kertas saya menjadi uang koin, lalu saya menuju mesin tiket hijau, membeli tiket kereta dari Bandara menuju paris seharga 8 Euro. And tenng..teng.. tereng.... Tiket kereta menuju Paris sudah ditangan.. Yes.. Dimulailah Backpaker nekat menuju Eiffel Tower.

(****)

Sebelum memasuki kereta, untuk kesekian kalinya saya menuju meja informasi untuk bertanya, karena saya percaya bahwa “Jika kita Malu bertanya maka kita akan tersesat di jalan”. Jadi nanya lagi deh...hehe. ,”Madam, may I take that Paris Map ? and could you explain to me how to go to Eiffel Tower?” Saya mendapatkan penjelasan yang sangat jelas.

Jadi untuk menuju ke Eiffel Tower, Kita naik keretanya 2 kali,

Kreta Pertama : dari Bandara CDG => La Courneuve => Garu du Nord => Chaleichel Norte Dame (pindah kereta ke kereta kedua di stariun ini )
Kereta Kedua : dari Chaleichel Notre Dame => Champ de Mars Tour Eiffel.
Wuihh,, jadi penasaran dan segera ingin mencoba, Maka mulailah saya memasuki kereta pertama yang bersih dan memiliki kecepatan sekitar 100 km/jam. That’s cool.



(09.00)
Di dalam kereta pertama, saya melamun dan bertanya dalam hati,”Kenapa ya di Indonesia belum ada kereta yang menghubungkan langsung dari bandara ke pusat kota sebagai contoh dari bandara ke monas?” Pernah suatu hari saya mendarat di bandara soeta dan harus pulang menuju ke Jakarta. Saya harus membeli tiket DAMRI dan antri hampir 40 menit di halte tanpa tempat duduk, kemudian setelah bus tersebut datang, selama perjalanan masih lagi dihadapi oleh kemacetan yang membuat cukup stress.
Seandainya Jakarta bisa memiliki publik trasportasi yang cukup memadai, pasti banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum, sehingga dampaknya bisa mengurangi kemacetan..

(****)

Saya membaca tulisan di dalam kereta bahwa stasiun berikutnya adalah St Michel Notre Dame, jadi saya harus mempersiapkan diri untuk pindah ke kereta kedua. 10 menit kemudian pintu kereta terbuka dan saya melangkahkan kaki keluar dari kereta pertama.
Berdasarkan info di komputer, untuk menuju kereta kedua, saya harus naik 1 lantai, kemudian menunggu sekitar 10 menit sebelum kereta kedua menuju Paris datang..,” Sumpah terorganisir sekali sistim disini, prediksinya tepat waktu semua lagi.. Two thumbs Up..” Suatu Hari Nanti, Indonesia juga harus BISA.. Amin.

( 10.00 )
Kereta sudah sampai di stasiun “Champ de Mars Tour Eiffel” , cepet banget.. begitu keluar dari stasiun, di depan banyak yang menjual souvenir gantungan kunci menara Eiffel seharga 0,5 Euro. Jadi saya beli 10 buah. Lumayan bagus sih.. Bisa buat oleh2 souvenir temen temen di Indonesia nanti..:)

Saya melihat jam tangan, jam 10 pagi, berarti masih ada waktu 11 jam di Paris..Walaupun masih banyak waktu, saya gag mau menyia nyiakannya dengan menghabiskan waktu hanya di jalan, jadi saya berjalan cepat menuju ke Eiffel Tower.
“Haduh.. Kebelet kencing lagi!” Jangan membayangkan mudah mencari toilet di Paris, susaaahhh banget. Saya mencoba mencari toilet umum kesana kemari masih aja gag ktemu. Sampai pada akhirnya ada 1 toilet yang Paraahhh abis... Mau tau kenapa? Coz tuh toilet Cuma ada satu dan pintu masuknya baru terbuka setelah kita masukin 0.5 euro,.. yang lebih parahnya lagi, yang antri udah 10 orang dan saya masuk antrian ke 11..!!

“Damnnnn!!..” Udah lah, keinginan untuk kencing langsung hilang, jadi saya melanjutkan perjalanan menuju Eiffel Tower.

(****)

Saya sedikit merinding begitu melihat Eiffel Tower berdiri megah tepat di depan saya... “Awesome.... Kereennn.” Dulu saya cuma ngeliat di Film , sekarang bener bener ngeliat di depan mata. Saya masih gag percaya akhirnya impian saya sejak masih duduk di bangku SD untuk bisa ke Eiffel Tower bisa terwujud. 

Di sekitar Eiffel buanyaaak banget turis turis dari mancanegara berdatangan, dan antrian untuk masuk ke Eiffel Tower udah kayak orang orang yang ngantri pembagian Zakat di Indonesia.;p Sayapun mulai hitung hitungan waktu,”Naik gag ya ke Eiffel? Apakah cukup waktunya supaya bisa menggunjungi 2 tempat lainnya?
Pada akhirnya sayapun memutuskan untuk tetap mengantri..:)



(11.00)
Setelah ngantri 1 jam, saya sampai di depan loket pembelian tiket.Di papan informasi, tiket dituliskan dalam bahasa perancis dan ada angka 9 Euro. Jadi tanpa bertanya lebih dahulu, saya langsung membeli 1 Tiket seharga 9 Euro yang sebenarnya justru membawa penyesalan untuk diri saya di beberapa jam kemudian.

Begitu selesai membeli tiket, kami masuk ke dalam ruang scanning barang bawaan, dan seluruh badan kita diraba-raba, mungkin mereka takut ada pengunjung yang mbawa bom kali ya..he. setelah saya berhasil lolos, saya menuju ke ruangan lift dari lantai dasar menuju lantai 2.


Jadi Eiffel Tower ada beberapa lantai :

- Lantai 1 : Restauran , Souvenir , tempat foto2.
- Lantai 2 : Tempat teropong , tempat foto2, Souvenir.
- TOP Level : Lantai teratas yang seharusnya saya kesana tapi gag boleh..T.T

Di lantai 2, ada tempat teropong untuk melihat keseluruhan kota Paris, dan saya baru saja menyadari bahwa di Eiffel Tower banyak turis dari Indonesia diantarany orang orang yang sudah pensiun dan ingin menghabiskan masa tuanya dengan jalan jalan keliling dunia, Malah ada guide khusus yang menerangkan sejarah Eiffel dalam Bahasa Indonesia. Jadi saya ngikut deh dibelakangnya, lumayan dengerin sejarah dari guidenya langsung. Gratis pula.:)



Saya melihat di lantai 2 ada antrian untuk menuju TOP level, tanpa pikir panjang, saya ikut-ikutan mengantri. 30 menit kemudian, petugas melarang saya naik ke TOP level dikarenakan tiket saya yang seharga 9 Euro hanya untuk mengunjungi Lantai 1 dan Lantai 2 saja, sedangkan untuk bisa naik sampai ke TOP level, sejak membeli tiket di loket dasar tadi, seharusnya saya membeli tiket seharga 13 Euro... “Oh man......!!!,, 30 Minutes wasting time”

( 12.00)



Saya melanjutkan perjalanan ke gedung disebelah selatan Eiffel tower bernama Avenue De Lowendal. Lumayan bagus Arsitekturnya, taman di depan nya juga cukup bagus. Lalu tiba tiba ada seseorang membawa souvenir gantungan kunci mendatangi saya dan berkata,”Selamat pagi ,Pak.” ..saja menjawab,”Wah, ada juga penjual yang bisa bahasa Indonesia, dari Indonesia y pak?” Bapak kecil dan sedikit gemuk itu menjawab,”Saya orang Malaysia pak, merantau di Paris.”

Bapak ini lumayan enak diajak mengobrol, setelah berbincang bincang 10 menit, saya tertarik lagi membeli 10 gantungan kunci sebagai oleh oleh di Indonesia nanti, bapak tersebut mengucapkan terima kasih kemudian pergi berlalu.
Setelah lumayan segar, perjalanan saya lanjutkan ke utara dengan tetap berjalan kaki menuju Musee De la Marine, Gedung megah yang berlatar belakang menara Eiffel jadi tempat yang cukup bagus untuk Narsis..hehehe... Cheesee..



(13.00)
Laperrr euy,
sepanjang perjalanan ada beberapa toko yang menjual roti dengan nama yang aneh aneh, ketika saya mulai mendekati toko tersebut, ada 1 nama yang saya inget dulu pernah ada di Film kartun ketika saya masih kecil yaitu Hot Dog. Nyobain ah..

Murah juga koq, cuman seharga 3 Euro, kita udah bisa dapet HotDog segede gaban, Sambil menikmati makanan, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Charles De Gaulle Monumen. Oh iya, ada hal yang menarik di Paris, salah satunya hampir di semua Jalan, kamu bisa melihat pasangan pasangan muda berciuman mesra tanpa malu terhadap orang-orang disekitar.

Jadi...saya abadikan aja deh..huehehehehehe..





(****)
Lumayan jauh berjalan ke Charles De Gaulle Monumen. Tapi rasa capek hilang begitu melihat Monumen yang sering kita lihat di Film2 Holywood diantaranya Film Taxi, Rush Hour, Da Vinci Code, dll.



Di Paris , kita juga akan banyak melihat pasangan Suami Istri Muda yang melakukan Foto pernikahan di berbagai sudut kota. Seneng Ngeliatnya, bahkan ada juga yang sampe sekeluarga besar dibondong ke Paris demi melakukan foto Prewedding bersama.



(15.00)
Saya mulai mengalami kelelahan, dehidrasi. Sehingga saya mencoba membeli softdrink di toko dekat pinggiran jalan. Capeekk, Tapi masih ada 1 lagi bangunan Penting di Paris yang harus saya kunjungi, yaitu Museum de Louvre.. Ini dia yang justru ditunggu tunggu, terutama saya sangat ingin mengunjungi bangunan tersebut setelah membaca novel “Da Vinci Code” yang ditulis oleh Dan Brown.

Karena itu semangat yang tadinya sempat hilang, tiba2 muncul kembali walaupun dengan kaki yang sudah agak terasa sakit, saya tetap melanjutkan berjalan kaki menuju tujuan akhir.

(****)
Jalan menuju Museum de Louvre cukup lebar dan dikelilingi oleh pepohonan hijau yang rindang, selain saya disepanjang jalan ini sangat banyak turis dari berbagai negara berbondong bondong berjalan menuju arah yang sama yaitu Museum de Lovre. Kayaknya mereka sama aja dengan saya yang penasaran pingin lihat kemudian mengambil foto di depan ny, dan masuk ke dalam bangunan untuk melihat lukisan Monalisa asli dengan senyumnya yang fenomenal.

Begitu sampai di depan museum, Foto2 lagi deh.:), Kadang Lucu juga ngeliat orang orang pensiunan yang mungkin umurnya udah 65-75 tahun, begitu sampai di museum de Louvre, mereka Bergaya bergaya narsis dan berpose layaknya anak muda berumur 17 tahun.;p





Saya mulai berjalan memasuki Museum de Louvre yang berada di bawah tanah, ternyata Nothing special there. Di dalem nya tuh hampir sama persis kayak Mall. Ada restoran , Toko Buku, Gallery, Patung patung yang kurang pencahayaan, dan Tempat informasi dengan selebaran bejibun yang bisa kita ambil gratis. Jadi saya Cuma spend time sekitar 30 menit terus keluar.

(17.00)

Udah jam 5 sore,
Jam 11 malem pesawat berangkat, jadi harus udah check in jam 10 malem, sehingga naik kereta dari Paris ke bandara harus dari jam 7an malem biar gag keburu buru.
Saat ini, saya masih memiliki waktu sekitar 2 jam .

Saya duduk beristirahat, mengambil foto di beberapa tempat, kemudian menghampiri keramaian orang di seberang jalan. Setelah saya lihat, disana ada Breakdancer memamerkan kebolehan nya , Kereeennn abis dance nya, ada 3 orang menari bergaya seperti michael jackson kemudian break dance dengan berputar di lantai 360 derajat sekitar 10 putaran.



Trus ada juga IGO nya perancis yang sempat saya ambil dari kamera Nikon D90. Let’s See.





Puas banget udah keliling Paris ke berbagai tempat, dan yang terpenting, 3 tempat yang dari sejak awal pingin banget saya kunjungi sudah tercapai semua diantaranya Eiffel Tower, Charles De Gaulle Monument, dan Museum de Louvre,.

Jujur saja, kaki saya semakin lama semakin terasa sakit, kepala pun terasa pusing karena sejak siang tadi hanya makan roti ( Maklum sebagai orang Indonesia, masih ada yang kurang kalau belum makan Nasi .hehe)

Saya tetap melanjutkan perjalanan yang untuk kesekian kalinya dengan berjalan kaki menuju ke stasiun St Michael Notre Dame. Begitu sampai di stasiun, saya membeli tiket seharga 8 Euro dan tertidur pulas sampai kereta mengantarkan saya langsung menuju Bandara Charle de Gaulle.

(21.00)
Setelah Check In untuk keberangkatan pesawat menuju Singapura dengan Air France pukul 11 malam nanti. Rasa ngantuk kembali menyerang, kemudian saya segera mencari posisi yang Nyuamaann untuk tidur, dan dengan bodohnya saya tertidur sangat lelap di bandara.

(****)
Saya merasa ada yang memanggi mangil nama Saya,”Denni.. Bangunn.. Dennn Bangunn!!” perlahan lahan saya mulai membuka mata dan melihat sekeliling saya,”Mmmmm kok sepi ya.... Ups.. Sepi !!!!!!!!!!!!!!!!!!!... Saya langsung sadar dan teringat bahwa jam 11 saya harus sudah masuk ke pesawat dan gag sepantasnya tidur kebablasan seperti ini.

Ketika melihat jam tangan, waktu menunjukkan pukul 11 kurang 5 menit, lalu saya mendengar suara dari speaker,”Last Call for Air France Passenger to Singapore.”
Dengan perasaan kalap, saya mengambil bag saya dan lari secepat kilat menyusuri lorong dan masuk ke dalam pesawat. Wuihh, pokoknya udah berasa kayak artis aja, Setelah saya memasuki pintu pesawat, pintu pesawat langsung ditutup dan semua penumpang memandang ke arah saya yang seperti orang baru bangun tidur dengan mata merah dan rambut seperti orang kesetrum..

Tapi hal tersebut menjadi pelajaran buat saya bahwa ketika menunggu pesawat berangkat, jangan sekali kali tidur terlalu lelap, terutama jika kamu hanya bepergian sendirian.

Saya gag bisa membayangkan jika di bandara tadi saya terlambat bangun 5 menit, maka sudah dipastikan saya ketinggalan pesawat dan harus membeli tiket lagi dari Paris ke Singapore dengan harga diatas 7 juta dengan biaya sendiri...ckckck...
Pada akhirnya saya bisa sampai dengan selamat di Jakarta dengan Bag yang juga keluar paling awal di bandara Soekarno Hatta. 

Total Biaya yang dikeluarkan selama backpacker 13 jam di Paris Berjumlah 38 EURO yang terdiri dari 10 E (souvenir) + 16 E ( Tiket PP Kreta ) + 3 E ( Hot dog ) + 9 E ( Eiffel Tower )

Saya rasa sekian Cerita dari Nantes dan Paris yang keseluruhan nya berjumlah 3 Bab.Semoga suatu hari nanti, cerita ini bisa diterbitkan menjadi sebuah buku. Amin..:)

Best Regards,
Denni Pascasakti
Jakarta, 9 Oktober 2011. Pk 10:45
www.dennipasca.blogspot.com

Comments

Anonymous said…
woow... cerita nya keren banget. sayangnya saya cuma bisa membaca dan tidak merasakan keasikan jalan jalan d paris...
bener deh bikin iri capt

Popular posts from this blog

Prosedur Buku Pelaut Panama

  Saya ingin membuat buku pelaut Panama karena adanya kemudahan akses ketika bekerja di beberapa negara sebagai Seaman. Awalnya cukup sulit untuk menemukan informasi di Internet mengenai prosedur pembuatan buku Pelaut Panama di Indonesia. Namun saya segera mencari tahu dan mencobanya sendiri, hanya dalam waktu 3-4 hari kerja, setelah semua syarat dokumen lengkap dan dilakukan pembayaran, saya sudah bisa mendapatkan buku pelaut Panama di Rumah. Berikut ini saya sampaikan beberapa point-point penting mengenai prosedur pembuatan Buku Pelaut Panama : 1.      Dimana membuat buku pelaut Panama? Buku pelaut Panama dibuat di Consulate General of Panama di Jakarta yang berada di World Trade Center Lt.13, Jalan Jend. Sudirman, Karet-Kuningan. Namun karena keterbatasan waktu, saya menggunakan jasa Agent. 2.      Apa saja persyaratan buku pelaut Panama? a.      Surat permohonan dari perusahaan b.      Passpor (valid at least 6 bulan) c.      Bosiet/BST (valid at least 6 bulan) d.

Medical Check Up OGUK/UKOAA

Awal April 2018 lalu, saya mengambil paket Medical Check Up (MCU) UKOAA/OGUK di Klinik SOS Medika Cipete-Jakarta. MCU standar UKOAA/OGUK saya sebelumnya sudah berakhir masa berlaku-nya (Masa berlaku = 2 tahun), sehingga saya harus kembali mengambil MCU lagi untuk memastikan bahwa saya FIT untuk bekerja di offshore. Sebelum saya menuju ke lokasi, saya membuat appointment terlebih dahulu melalui email : sosidn.medapp@internationalsos.com , kemudian setelah ada konfirmasi, saya melakukan persiapan selama 2 minggu sebelumnya dengan berolahraga rutin, menjaga makanan rendah lemak/kolesterol, dan menjaga pikiran supaya tetap rileks. Setelah semuanya siap, saya berangkat menuju ke Klinik SOS Medika yang beralamat di Jalan Puri Sakti No.10, Cipete-Antasari. Jakarta Selatan. Sekedar informasi bahwa untuk paket MCU UKOAA/OGUK terdapat beberapa kategori  : Paket OGUK Complete seharga Rp 2.600.000 (Usia < 50Tahun)   Paket OGUK Standar seharga Rp 1.300.000 (Usia < 50Tahun)

Endorse Panama Medical

Saya membutuhkan Panama Medical untuk kepengurusan salah satu dokumen offshore, pada awalnya saya masih bingung dimana saya bisa membuat Panama Medical, berapa biayanya, dan apabila saya sudah memiliki Medical sesuai standar OGUK, apakah masih bisa digunakan untuk dibuatkan Endorse Panama Medical. Banyak pertanyaan yang saya tidak tahu jawabannya, dan ketika saya mencari di internet, masih cukup sulit untuk menemukan artikel yang membahas mengenai Panama Medical di Indonesia, sehingga saya mencoba mencari tahu sendiri dan pengalaman tersebut saya tuliskan ke dalam artikel ini supaya memberikan kemudahan bagi pembaca yang ingin membuat Panama Medical. 1.      Apa itu Panama Medical ? Salah satu check up kesehatan yang mengacu kepada standar Medical MLC/ILO, sehingga hasil akhir nya akan menentukan apakah seseorang Fit untuk bekerja atau Unfit yang kemudian Medical tersebut akan diendorse oleh dokter yang telah diauthorisasi oleh Panama Maritime. 2.      Berapa biaya Panama Medic