Skip to main content

Welcome Back to Offshore !


Sudah sekitar satu tahun saya tidak bekerja offshore sejak proyek terakhir di Australia Barat tahun 2016 lalu, namun saya bersyukur karena selama jangka waktu tersebut, banyak sekali hal-hal yang telah saya lakukan diantaranya menemani istri lahiran anak pertama kami di rumah sakit Yogyakarta, membangun dan sosialisasi Blue Pacific Kos, merombak system kerja karyawan di Betterlife Fitness dan menyelesaikan proses pindah kependudukan keluarga kami ke Yogyakarta.

Tepatnya bulan Juni 2017, saya diberikan kembali kesempatan untuk berangkat kerja ke offshore di Pelabuhan Singapura. Perbedaan jenis pekerjaan saya, saat ini saya bekerja sebagai karyawan freelance, sedangkan sebelumnya dari sejak tahun 2010 saya bekerja sebagai karyawan tetap dari suatu perusahaan. Lalu dimana letak perbedaannya? Perbedaannya untuk karyawan freelance, saya yang menentukan berapa banyak saya mau mengambil trip ke kapal dalam satu tahun, bisa cukup dua kali atau tiga kali trip saja dalam setahun tergantung lama proyek. Sedangkan apabila kita bekerja sebagai karyawan tetap di kapal, maka saya diwajibkan naik ke kapal minimal lima kali dalam setahun.

Saya menyadari bahwa semakin bertambah usia dan pengalaman, waktu yang saya dedikasikan dalam hidup harus seimbang antara keluarga dan pekerjaan, apabila pembagian waktu tidak seimbang, maka biasanya akan terjadi benturan benturan yang seharusnya bisa saya minimalisasi. Lain cerita ketika dulu saya masih belum berkeluarga, banyak waktu yang saya curahkan untuk bekerja, walaupun memang hasil kerja keras sebelumnya, banyak yang kemudian saya investasikan untuk perencanaan jangka panjang keluarga kami.

Saat ini, saya bekerja dengan perusahaan offshore dari China, pengalaman yang sedikit berbeda ketika saya bekerja satu tim dengan orang orang china. Karakter mereka cukup menyenangkan untuk bekerja apalagi kami memiliki banyak persamaan budaya sehingga mudah untuk bekerja sama di dalam satu tim. Namun di sisi lain, sebagian besar kemampuan Bahasa inggris mereka masih menjadi tantangan, banyak dari mereka mereka masih mengucapkan kalimat tanpa memakai tenses, sehingga saya masih beradaptasi untuk memahami arti yang sebenarnya. Sedangkan untuk orang china yang lancar berbahasa inggris, logat pengucapannya masih menggunakan logat Chinese yg cukup cepat.

Namun secara keseluruhan, saya cukup senang bekerja sebagai freelance di perusahaan ini, selain saya tidak terikat oleh waktu kerja yang sangat padat seperti ketika saya sebelumnya menjadi karyawan tetap, di sisi lain saya masih terhubung dengan dunia luar oleh karena adanya akses  internet 24 jam yang terbilang cepat. Sehingga walaupun kapal berada di tengah lautan, saya masih bisa tetap membuka Yahoo, Facebook, Whatsaap, maupun Instagram. :)

Saya rasa cukup sekian cerita untuk hari ini, saya akan sambung kembali cerita lainnya pada tulisan berikutnya.

Jalesveva Jayamahe.
Singapura, 6 Jui 2017. 

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Buku Pelaut Panama

  Saya ingin membuat buku pelaut Panama karena adanya kemudahan akses ketika bekerja di beberapa negara sebagai Seaman. Awalnya cukup sulit untuk menemukan informasi di Internet mengenai prosedur pembuatan buku Pelaut Panama di Indonesia. Namun saya segera mencari tahu dan mencobanya sendiri, hanya dalam waktu 3-4 hari kerja, setelah semua syarat dokumen lengkap dan dilakukan pembayaran, saya sudah bisa mendapatkan buku pelaut Panama di Rumah. Berikut ini saya sampaikan beberapa point-point penting mengenai prosedur pembuatan Buku Pelaut Panama : 1.      Dimana membuat buku pelaut Panama? Buku pelaut Panama dibuat di Consulate General of Panama di Jakarta yang berada di World Trade Center Lt.13, Jalan Jend. Sudirman, Karet-Kuningan. Namun karena keterbatasan waktu, saya menggunakan jasa Agent. 2.      Apa saja persyaratan buku pelaut Panama? a.      Surat permohonan dari perusahaan b.      Passpor (valid at least 6 bulan) c.      Bosiet/BST (valid at least 6 bulan) d.

Medical Check Up OGUK/UKOAA

Awal April 2018 lalu, saya mengambil paket Medical Check Up (MCU) UKOAA/OGUK di Klinik SOS Medika Cipete-Jakarta. MCU standar UKOAA/OGUK saya sebelumnya sudah berakhir masa berlaku-nya (Masa berlaku = 2 tahun), sehingga saya harus kembali mengambil MCU lagi untuk memastikan bahwa saya FIT untuk bekerja di offshore. Sebelum saya menuju ke lokasi, saya membuat appointment terlebih dahulu melalui email : sosidn.medapp@internationalsos.com , kemudian setelah ada konfirmasi, saya melakukan persiapan selama 2 minggu sebelumnya dengan berolahraga rutin, menjaga makanan rendah lemak/kolesterol, dan menjaga pikiran supaya tetap rileks. Setelah semuanya siap, saya berangkat menuju ke Klinik SOS Medika yang beralamat di Jalan Puri Sakti No.10, Cipete-Antasari. Jakarta Selatan. Sekedar informasi bahwa untuk paket MCU UKOAA/OGUK terdapat beberapa kategori  : Paket OGUK Complete seharga Rp 2.600.000 (Usia < 50Tahun)   Paket OGUK Standar seharga Rp 1.300.000 (Usia < 50Tahun)

Endorse Panama Medical

Saya membutuhkan Panama Medical untuk kepengurusan salah satu dokumen offshore, pada awalnya saya masih bingung dimana saya bisa membuat Panama Medical, berapa biayanya, dan apabila saya sudah memiliki Medical sesuai standar OGUK, apakah masih bisa digunakan untuk dibuatkan Endorse Panama Medical. Banyak pertanyaan yang saya tidak tahu jawabannya, dan ketika saya mencari di internet, masih cukup sulit untuk menemukan artikel yang membahas mengenai Panama Medical di Indonesia, sehingga saya mencoba mencari tahu sendiri dan pengalaman tersebut saya tuliskan ke dalam artikel ini supaya memberikan kemudahan bagi pembaca yang ingin membuat Panama Medical. 1.      Apa itu Panama Medical ? Salah satu check up kesehatan yang mengacu kepada standar Medical MLC/ILO, sehingga hasil akhir nya akan menentukan apakah seseorang Fit untuk bekerja atau Unfit yang kemudian Medical tersebut akan diendorse oleh dokter yang telah diauthorisasi oleh Panama Maritime. 2.      Berapa biaya Panama Medic