Sumber Gambar :http://www.telegraph.co.uk
(ditulis sejak 2 minggu yang lalu)
Perjalanan
3 minggu di Laut Angola selesai dilewati, walaupun laut disini terlihat lebih
tenang dengan ketinggian ombak maksimal sekitar 1 meter, namun arus dibawahnya
ternyata cukup besar yang bisa mencapai 2-3 knot. Sehingga dalam melakukan
eksplorasi pencarian cadangan minyak, kami harus selalu waspada terhadap
navigasi arah kapal supaya tetap mengikuti jalur yang sudah ditentukan.
Hari
ini ternyata adalah hari Pergantian Kru ( Crew Change ), namun untuk pekerjaan
Seismik, segala kemungkinan dibatalkannya crew change masih bisa terjadi. Kami
hanya bisa bernafas lega apabila sudah berada di dalam helicopter. Setelah
menunggu 1 jam, saya melihat dari kejauhan di langit biru Nampak titik hitam
yang bergerak mendekat. Ya, titik hitam itu adalah helicopter kami yang datang
untuk menjemput dan membebaskan kami dari penjara besi untuk kembali ke
kehidupan normal, “Horee.. kami pulang…”
(****)
Dari
udara terlihat kota Luanda (Angola) sebagian besar merupakan perumahan kumuh,
sisanya adalah gedung gedung bertingkat dimana tanahnya masih terlihat seperti
gurun pasir dan sangat gersang. Kami mendarat di bandara Luanda dan diantarkan
menggunakan bus ber AC ke arah hotel terbaik disana.
Sepanjang
perjalanan memang memprihatinkan karena masih banyak anak anak kecil yang
busung lapar dan berpakaian kurang pantas, serta anak anak muda dengan rambut
Gimbal yang menghabiskan waktu nya banyak di jalanan.
Hotel
tempat kami menginap memang terbilang megah dan nyaman, kami diberikan waktu sekitar
6 jam untuk beristirahat sejenak dan membersihkan diri serta tidak lupa
mengoleskan lotion anti nyamuk ke seluruh tubuh. Kami juga diberikan semprotan
nyamuk khusus pakaian supaya nyamuk tidak bisa menempel pada baju maupun celana
panjang. Seperti yang sudah saya sebutkan pada tulisan sebelumnya bahwa nyamuk
malaria di Angola termasuk nyamuk yang sangat mematikan di dunia. Sehingga
segala cara dan antisipasi perlu dipersiapkan sebelum masuk ke daerah di
Angola.
Saya
juga kembali mengkonsumsi Mallarone untuk berjaga jaga apabila saya digigit
nyamuk malaria. Pil malarone ini bertugas menghancurkan parasit yang
disuntikkan ke dalam tubuh oleh nyamuk malaria sehingga saya akan lebih kebal.
Namun Pil Mallarone hanya mampu melindungi 80% dari penyakit malaria, sehingga
masih ada 20% lagi kemungkinan terjangkit dimana pada akhirnya mengharuskan
saya untuk tetap waspada.
Sesampainya
di bandara Luanda, kami sudah harus menghadapi antrian yang sangat panjang
ditambah beberapa kali nyamuk melewati depan dan belakang, akan sangat membahayakan
jika nyamuk ini merupakan pembawa malaria.
Melalui
tulisan ini saya ingin men-sharekan tahapan apa saja yang perlu dilalui untuk
bisa bebas keluar dari Negara Angola yang memang tahapannya terbilang lama dan
melelahkan.
Tahapan-tahapan
untuk keluar dari Angola :
1.
Check
Passport dan E-ticket
Pada tahapan
ini direkomendasikan membawa buku atau memasang Ipod untuk mendengarkan music,
karena prosesnya sangat lama kira kira lebih dari 1 jam untuk mengantri.
Mengapa antriannya bisa panjang sekali ? Karena hanya ada 1 Line saja, Sangat
aneh, padahal di ujung depan terdapat 5 counter check in, namun semua orang
tetap harus mengantri dalam 1 Line.
Sebelum Check
in, kami harus menunjukkan e ticket kepada petugas bandara untuk diperiksa
tempat duduk dan diberikan stempel.
2.
Check-In
Bagasi
Di meja Check
In, kita memberikan tas bagasi untuk dikirimkan ke Negara Tujuan. Hati hati dan
periksa kembali sticker yang dipasang oleh petugas Bandara. Saya mengatakan
bahwa,”Tolong dikirimkan langsung ke tujuan akhir saya di Yogyakarta.” Petugas
tersebut bilang, “Baik saya sudah proses ke Yogyakarta.”
Karena saya termasuk
orang yang teliti dan selalu melakukan double check, ternyata benar ! petugas
tersebut hanya memasang sticker Jakarta sebagai tujuan akhir. Setelah saya
sampaikan lagi baik baik bahwa tujuan akhir saya Yogyakarta, barulah sticker
yang benar dipasangkan.
3.
Scan
Hand Carry
Tas laptop dan kamera
yang dibawa kedalam pesawat harus discan dan diperiksa isinya, sehingga lagi
lagi kami harus mengantri tetap dalam 1 line yang panjang sekitar 1 jam.
4.
Proses
Imigrasi
Di meja imigrasi
kembali harus mengantri lagi dalam 1 line yang panjang, lalu sesampainya di
depan, kami cukup menyerahkan passport, boarding pass , dan visa Angola
berserta bukti stempelnya. Setelah diberikan cap oleh petugas imigrasi, berarti
semua urusan imigrasi sudah clear.
5.
Deklarasi
Uang dollar dan Euro
Tahapan yang
ini juga terbilang aneh, lagi lagi kami harus mengantri untuk dilihat apa yang
ada di dalam isi Dompet. Petugas di Angola sepertinya hanya tertarik dengan
Dollar dan Euro. Langsung saja ketika mengantri, beberapa uang Dollar segera
saya masukkan ke dalam isi tas dan menyisakan hanya lembaran Rupiah saja.
Pada saat
masuk, mereka bertanya,”Buka isi dompet mu!” Benar dugaan saja, karena isinya
hanya lembaran rupiah, kemudian dia mengatakan,”Oke kamu selesai.”
Bayangkan setelah
mengantri pada tahap ini ternyata tidak diberikan cap stempel atau tanda bukti
bahwa saya telah clear. Mungkin lain kali tahapan Cek isi dompet ini bisa
dilewati begitu saja apabila tidak ada petugas yang menjaga.
6.
Check
Vaksin Yellow Fever
Sebelum masuk
ke Lobby untuk menunggu pesawat boarding, petugas bandara memeriksa secara
random untuk memastikan setiap penumpang sudah divaksin Yellow Fever. Pada saat
saya melintasi, ternyata saya juga ditanya ,”Tunjukkan Yellow Fever kamu.” Jadinya
saya harus membuka isi tas hanya untuk menunjukkan saya sudah divaksinasi Yellow
Fever.
Lain kali akan lebih
mudah untuk menyiapkan sejak awal buku kuning Yellow Fever supaya lebih mudah
menunjukkan kepada petugas bandara.
7.
Mengantri
Bus yang akan mengantarkan ke Pesawat.
Di Lobby kami
menunggu sekitar 30 menit sampai jemputan bus tiba, Berhati hati karena di
Lobby ini saya menjumpai nyamuk yang berseliweran lewat beberapa kali. Setelah
Bus datang, kami naik ke dalam bus dengan berdesak desakan dan kemudian
diantarkan menuju pesawat.
8.
Check
kedua kali-nya untuk Hand Carry
Cukup membingungkan
lagi tahapan ini, Bukankah sebelumnya Hand Carry sudah diperiksa? Mengapa
selepas turun dari Bus, kami harus mengantri lagi untuk diperiksa Hand carry.
Menurut saya ini betul betul system yang membodohkan penumpang dan menyita
waktu serta energy dengan sia sia.
9.
Check
Isi Dompet dan E-ticket.
Tadinya saya
sudah bersemangat sekali menginjak tangga naik menuju pesawat, ternyata seorang
petugas berlari menghampiri saya hanya untuk menanyakan ,”Saya tadi belum check
isi dompet kamu, boleh saya lihat?”
Bukan main,
sepertinya memang semua petugas disini begitu haus dengan uang Dollar dan Euro.
Kemudian raut wajah petugas ini berubah kecewa setelah menyadari saya hanya
membawa uang Rupiah.
Setelah diatas
pesawat, E ticket kami kembali diperiksa kemudian diantarkan dengan ramah
menuju tempat duduk di dalam Pesawat Emirates.
Akhirnya semua tahapan berhasil dilewati, dari
sejak tahap pertama sampai tahap kesembilan, saya menghitung total waktu nya
sekitar 3 jam. Sehingga untuk pembelajaran saya berikutnya bahwa akan lebih
aman untuk datang lebih awal 4 jam sebelum waktu Bording Pesawat.
Saya merasa lega begitu duduk di pesawat, begitu
panjang proses yang harus dilewati dan kaki saya sampai terasa pegal sekali.
Namun semuanya itu terbayarkan dengan pelayanan world class dari pesawat Emirates.
Sampai berjumpa lagi pada tulisan tulisan
Berikutnya.
Salam Pelaut.
Best Regards,
Denni Pascasakti
Singapore, 21 November 2013
Comments
Jadi penasaran nanya bbrp hal nih mas:
Kalo scan hand carry laptop n camera itu emang yang dicari petugas apaan sih? Saya belum pernah ke luar negeri jd belom ada bayangan. Btw klo pake os windows bajakan bakal kena denda ga? dulu katanya di soekarno hatta kan ada pemeriksaan? Thanks!
Scan hand carry dan laptop adalah hal standar yang sudah diterapkan di airport airport besar seluruh dunia, jadi bandara besar harus mematuhi prosedur internasional. Apa saja bisa terjadi di dalam laptop atau di dalam kamera. Kasus kejahatan jaman sekarang bisa berbagai macam cara, jadi pemeriksaannya juga harus ketat.
Semoga mas awan bisa memulainya dengan membuat pasport dan mencoba backpacker ke negara Malaysia atau singapura, banyak sekali saat ini tiket penerbangan dan hotel dengan tawaran promo, jadi lebih ada gambaran lebih banyak dengan mencoba nya.
Sementara ini belum ada pemeriksaan windows, tapi windows di laptop mas adalah yang asli, jadi mas juga kurang paham. Prosedur dari pemerintahpun setiap waktu bisa berubah, jadi tidak ada yang pasti. :)
good luck untuk apply2 job nya.
Teman kerja mas ada yang cewe, namun memang banyak yang bekerja di kantor, di lapangan jumlahnya terbatas.
Kerja yang lulus Geodesi bekerja di BUMN, pemerintahan, swasta, dan perusahaan asing.
Semoga jelas, dan tolong next time bisa disebutkan nama juga sebagai pengenalan. terima aksih