Sudah dua bulan semangat
saya untuk menulis sedikit hilang walaupun sebenarnya banyak hal yang ingin
dituliskan. Liburan terakhir ini diisi beberapa
kegiatan diantaranya membuat visa India, mencoba pertama kali-nya menempati
rumah untuk belajar hidup mandiri, penyerahan beasiswa 2005 serta acara makrab
bersama mahasiswa baru geodesi UGM.
Semangat saling berbagi
Geodesi angkatan 2005 pada akhirnya menjadi kenyataan, Malam itu saya merasa
bahagia, puas, terharu karena perjuangan kami selama 1 tahun untuk mengumpulkan
dana 2005 ternyata tidak sia sia.
Perjuangan kami dimulai
sekitar tahun 2011, beberapa dari kami sudah bekerja , sayapun masih sering ke
Jogja terutama ke kampus geodesi yang sudah membina saya selama 4 tahun. Hasil perbincangan dengan beberapa karyawan
petugas parkir dan penjaga lab, mereka merasa bahwa masih ada mahasiswa yang harus
bekerja sambil kuliah untuk membayar uang kuliah, bahkan ada yang sampai
menjual motor demi kelanjutan kuliahnya.
Saya sedih setelah
mendengar cerita dari bapak itu, namun saya juga menyadari kalau saya hanya
sedih dan tidak melakukan apa apa terlebih apabila saya hanya mengelus dada sambil berkata “sungguh
ironis”, tentu saja hal ini tidak menyelesaikan apa apa! Oleh karena itu harus
ada Action.
Pertama kali yang harus
dilakukan adalah menyampaikan sebuah ide, saya mencoba menjalin komunikasi
kembali dengan teman angkatan 2005 yang sudah tersebar dari sabang sampai
merauke. Gagasan disampaikan untuk membuat dana yang bisa digunakan dalam
kegiatan social diantaranya beasiswa angkatan 2005 bagi mahasiswa geodesi yang berprestasi
dan membutuhkan dukungan ekonomi.
Ternyata responnya
positif ! maka sesuatu harus bergerak
dengan cepat. Bahkan ada yang bertanya, “Lalu bagaimana dengan pengumpulan
uangnya, kan banyak yang sudah tersebar di daerah daerah.” Teman saya Haris
mengusulkan supaya dibuat sebuah rekening sehingga transfer menuju dana 2005 bisa
dilakukan melalui ATM/bank dimana saja dan kapan saja.Oke , berarti masalah
setor uang beres, lalu bagaimana pengajuan proposal dan hubungan dengan pihak
jurusan ? Tugas ini saya mencoba mengusahakan walaupun saya bekerja di kapal
dengan rotasi 5 minggu.
Bulan pertama rekening
dana 2005 dibuka memang cukup mengejutkan, uang setoran awal yang masuk membuat
saya mengusap kening, bahkan lokasi penyetorannya pun berbeda beda hampir
merata di seluruh Indonesia. Tentu saja hal ini membuat kami semakin semangat
saling mengingatkan untuk menyisihkan sebagian kecil ketika diberikan cukup rejeki.
Saya juga bolak balik jurusan membawa map
untuk menyampaikan proposal dan sms-an dengan dosen penangunggung jawab alumni.
Memang agak berat, namun, saya yakin jika segala sesuatu dilakukan dengan rasa
optimis, ikhlas, apalagi berguna untuk orang lain, maka semua kerja keras kita
pasti tidak akan sia-sia dan akan membawa kebaikan untuk jangka panjang di
kemudian hari.
Untuk Teman teman
mahasiswa yang ingin mencoba Beasiswa 2005, berikut ini persyaratannya :
a. Indeks
Prestasi (IP) diatas 2,80 dan memiliki prestasi akademik dan non akademik di
lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada.
b.
Dari 10 orang yang
memenuhi syarat akan dilakukan seleksi dengan kriteria:
·
Kemampuan komunikasi
berupa presentasi/ wawancara (termasuk bahasa inggris)
·
Kondisi ekonomi
keluarga
·
Keaktifan dalam
organisasi mahasiswa
Setelah proposal sudah disetujui oleh pihak jurusan, kami segera melakukan
wawancara kepada calon penerima beasiswa. Saya ingat sekitar bulan Oktober 2012,
kebetulan saya sedang cuti dan bisa menyempatkan hadir bersama 5 orang angkatan
2005 lainnya yaitu Lia, Haris, Tia, Iswanto untuk mewawancara ke 7 orang calon
penerima beasiswa.
Sebagian percakapan memang kami selingi dengan bahasa inggris, karena di
era persaingan global ini penguasaan bahasa inggris sangatlah diperlukan. Kemudian
kami juga melakukan wawancara seputar keadaan ekonomi, prestasi yang telah
diraih bahkan pengalaman organisasi. Memang ada beberapa calon yang cukup
mengejutkan karena hampir di segala faktor kuat, namun dimana ada kelebihan
pasti juga ada kekurangan, karena tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna.
Tahap wawancara selesai, inilah masa yang cukup berat yaitu kami harus menentukan
dua orang penerima beasiswa 2005. Berdasar keputusan dari panitia kecil ini ,hasilnya
kami sebarluaskan menggunakan bantuan teknologi yaitu yahoogroup ke seluruh
teman teman angkatan 2005 di penjuru Indonesia bahkan kami juga memberikan masa
tunggu selama 1 bulan jikalau ada perubahan nama calon penerima beasiswa 2005 ini,
namun setelah 1 bulan, hasilnya tetap tidak berubah.
Saya beserta seluruh angkatan 2005 mengucapkan selamat dan sukses selalu
kepada :
1. Syahrial ( Angkatan 2011 )
2. Rastika ( Angkatan 2009 )
Syahrial dan Rastika telah menerima beasiswa 2005 dalam bentuk bantuan
bebas biaya BOP selama 1 semester. Semoga dengan beasiswa ini mereka tetap bisa
mempertahankan prestasi dan bersemangat kuliah di geodesi sampai selesai dengan
tepat waktu serta bisa memberikan inspirasi kepada teman teman Geodesi lainnya.
(****)
Malam penyerahan beasiswa diiringi dengan hujan deras, kami harus berkumpul
di kampus geodesi terlebih dahulu, bahkan Syahrial dan Rastika memberitahukan saya
bahwa mereka sebenarnya mempunyai tugas yang harus dikumpulkan keesokan hari
nya, namun mereka tetap datang.
Dari kampus
geodesi, kami menuju rumah joglo di jalan monjali menggunakan sepeda motor dan
jas hujan , cukup hebat juga ya semangat kami dalam mewujudkan malam penyerahan
beasiswa 2005 menjadi kenyataan. :)
Acara malam itu
diawali dengan pembicaraan hangat seputar perencanaan selama kuliah di geodesi
dan setelah lulus dari geodesi ditambah pemberian motivasi. Tanpa disadari
malam semakin larut, tibalah acara penyerahan sertifikat beasiswa 2005 yang
ditutup dengan makan malam dan foto bersama.
Walaupun acara
malam itu sangatlah singkat, namun makna malam itu sangatlah berkesan untuk
saya pribadi, terutama karena semangat saling mendukung dan saling berbagi
diantara teman teman 2005 pada akhirnya bisa terealisasi.
saya teringat pembicaraan kemarin di sisi pelabuhan antara saya dengan pak Sugi. Beliau sudah cukup senior sebagai engineer mesin namun sangat bijak dalam memandang hidup.
saya teringat pembicaraan kemarin di sisi pelabuhan antara saya dengan pak Sugi. Beliau sudah cukup senior sebagai engineer mesin namun sangat bijak dalam memandang hidup.
“Di dalam hidup
ini, kita harus saling membantu kepada sesama. Ingatlah bahwa semakin kita
berbagi, maka kita akan semakin banyak mendapatkan. Jika kamu semakin Memegang
erat erat rejeki apalagi tidak mau berbagi, maka akan semakin mudahlah rejeki
itu berkurang dari kamu.”
Dan jangan sampai lupa, “Semakin rejeki ataupun posisi kamu ditinggikan, maka kamu harus semakin rendah hati bukan semakin sombong .”
Dan jangan sampai lupa, “Semakin rejeki ataupun posisi kamu ditinggikan, maka kamu harus semakin rendah hati bukan semakin sombong .”
Kicauan burung dan
sinar matahari terbenampun membuat kami harus pulang kembali ke kapal untuk
bekerja.
Sampai bertemu di
Indonesia.
Salam.
Denni Pascasakti
Labuan Port
Sabah, Malaysia.
07 January 2013
Comments