Skip to main content

Backpacker di Kota tua Edinburgh ( Part I )


Tahun ini saya mendapat keberuntungan untuk mengikuti training SPRINT Concept System di Edinburgh ,Skotlandia.

Cukup panjang perjalanan yang harus saya lalui sebelum akhirnya disetujui untuk mengambil training yang sangat mahal ini, diantaranya urusan lobi-melobi chief dan pihak kantor yang tersebar di tiga negara. Lalu step terakhir yang cukup merepotkan adalah mengurus visa UK.

Visa UK berbeda dengan visa Schengen.

Visa Schengen, kita cukup mempersiapkan semua dokumen kemudian menyerahkannya kepada pihak kedubes, dalam waktu 2 minggu ,visa sudah bisa diambil.
Sedangkan Visa UK, kita harus mempersiapkan dokumen yang cukup rumit mencakup suret referensi bank asli, bukti keuangan pribadi,dll. Setelah itu kita masih diwajibkan datang ke kedubes UK di Wisma ABDA jakarta untuk wawancara, sidik jari dan foto.

 Persiapan Sebelum keberangkatan

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan jika anda ingin melakukan perjalanan ke Eropa,
apa saja persiapan tersebut ??

a. Mengecek Cuaca dan Temperatur.

Sebelum berangkat ada baiknya kita mengecek terlebih dahulu cuaca di negara yang ingin dituju. Yang saya lakukan cukup melakukan browsing mengenai ramalan cuaca di Edinburgh selama 2 Minggu ke depan.
Hasilnya ? cuaca di hari pertama saya datang di Edinburgh sekitar 6 derajat celcius dan terus meningkat sampai hari selesai training yaitu sebesar 12 derajat celcius.
Berdasarkan prediksi cuaca, saya menyimpulkan bahwa pakaian yang dibawa cukup kaos lengan panjang, sweater, jaket, kaos kaki, dan sepatu, serta sarung tangan.

b. Bertanya Teman yang pernah ke Negara Tujuan
Saya memiliki teman yang  pernah menjadi atasan saya di kapal, namun saat ini beliau memilih untuk bekerja di darat supaya lebih dekat dengan keluarga. Saya banyak bertanya kepada beliau mengenai Edinburgh dan persiapan apa lagi yang harus saya bawa.

Beliau memberi masukan bahwa saya harus membawa Indomie , snack, maupun makanan penggganjal perut yang sesuai dengan selera orang Indonesia.

Mengapa? Karena Hal pertama adalah makanan di Eropa biasanya didominasi oleh Roti sehingga cepat membuat lapar, sedangkan hal kedua karena makanan di Eropa harganya cukup mahal.

c. Mengeprint Peta Google Earth dan Peta Wisata
Sebelum pergi ke suatu tempat dimanapun yang belum pernah saya kunjungi, saya selalu mempelajari daerah tersebut melalui bantuan Google Earth dan Google map. Hal lainnya yang juga penting adalah mencetak peta wisata ke dalam suatu kertas, jadi ketika kita sampai di suatu daerah, kita tidak  perlu lagi bingung bingung apalagi bertanya kepada tourist information seputar,”Dimana ya tempat tempat menarik disini?” Melainkan kita bisa menghemat waktu dengan menuju langsung ke lokasi wisata.

Oleh karena saya akan mengunjungi Edinburgh, maka saya membawa Peta Google Earth dari bandara menuju Pusat kota, dan dari pusat kota menuju Hotel. Peta kedua yang saya bawa adalah Peta wisata  kota Edinburgh. :)

d. Menukar Rupiah menjadi Mata Uang negara Tujuan di Indonesia.

Sebelum keberangkatan, saya mengasumsikan mata uang di Edinburgh adalah EURO, jadi dengan percaya dirinya tanpa mencari informasi terlebih dahulu, saya menukarkan uang Rupiah ke EURO di money changer.
Lalu apa yang terjadi ?
setelah saya sampai di Edinburgh, saya baru sadar bahwa mata uang yang di pakai adalah Poundsterling. Oh My God. Maka dengan terpaksa saya tukarkan kembali semua EURO ke bentuk POUNDSTERLING di bandara edinburgh yang harganya cukup jatuh dan merugikan saya.
Jadi Tips Pertama adalah pastikan mata uang apa yang dipakai di negara tujuan, kemudian Kedua adalah tukarkan rupiah anda di money changer di Indonesia yang memiliki nilai Beli yang menguntungkan. Kalau saya biasanya membeli di Mal Blok M lantai 2. Nilainya cukup stabil dan sesuai.

Hari Keberangkatan Menuju Edinburgh


Hari keberangkatan tanggal 19 Mei 2012,
3 jam sebelum boarding time ,saya sudah berada di Bandara Internasional Sukarno hatta. Unfortunately, hari itu sistem AC di bandara sedang Rusak, panasnya bukan main , dan seperti yang bisa anda bayangkan, suasana bandara kita yang selalu dipenuhi orang berjejal jejal ditambah sistem AC yang rusak, maka hari itu bandara Sukarno Hatta Tidak jauh berbeda dibandingkan Terminal bus yang dikelilingi pasar Tradisional, padahal kelasnya sudah Bandara Internasional lho. :)
Ini adalah penerbangan pertama saya menggunakan KLM, jadi saya bertanya ke petugas bandara mengenai lokasi check in KLM yang ternyata lokasinya menjadi satu dengan loket Check in Air France di terminal 2 Gate III.

(****)

Setelah masuk ke dalam pesawat, Pramugari di pesawat KLM hampir sama seperti pramugari di pesawat Air France, Apa yang sama ?
Ya.. Sama2 cukup Tua ..ups.. Senior..hehe.. Saya juga bingung, kok bisa kontras banget ya, pramugari pesawat2 di Asia Tenggara yang biasanya didominasi wanita muda berumur 18-26 tahun, namun sebaliknya pramugari di Eropa justru didominasi wanita berumur lebih dari 30-an tahun.
Namun di KLM yang cukup saya sukai adalah makanannya yang disediakan sebanyak 3 kali dan cukup memuaskan.

 Setelah sampai di Amsterdam, Hal pertama yang saya lakukan adalah menuju layar Display informasi penerbangan . Di tiket penerbangan saya selanjutnya, tertera kode pesawat yaitu KL 1277, maka saya tinggal melihat kode KL 1277 di display monitor dan disana tertera bahwa saya harus menuju gate nomor D6.

Kemudian saya melihat denah Bandara Amsterdam yang saya akhirnya ketahui bahwa Gate nomor D6 cukup dekat dengan lokasi saya berdiri. Praktis dan Mudah.


(****)

Tidak Terasa total perjalanan selama 18 jam dari jakarta ->Kuala Lumpur->Amsterdam->Edinburgh telah terlewati. Rasa kesemutan , pegal, bosan bisa terbayar dengan melihat Indahnya kota Edinburgh dan mengucap syukur bisa menginjakkan kaki di kota ini dengan selamat dan sehat. Namun yang menjadi tantangan berikutnya adalah cuaca yang cukup membuat saya mengigil.

Dengan temperatur udara 6 derajat celcius, saya dan Mula terus berjalan menembus kabut dan dinginnya udara di Edinburgh menuju Penginapan di Holiday Inn. Pertanyaan saya pun terjawab sudah,"Kenapa sih orang bule itu jalannya cepet2?" Jawabannya jelas aja, soalnya cuaca disini kan ekstrem , jadi kalau jalannya alon-alon ya bakalan kedinginan sendiri di tengah jalan. :)

Seperti apa cerita selanjutnya? Tunggu part keduanya ya,,

saat ini sudah jam 7 pagi walaupun udara diluar masih agak gelap dan  suasana sepi, namun saya harus segera mandi dan mempersipkan diri menuju lokasi training Navigasi untuk belajar dan menimba ilmu. :)

( to be continued )

Best Regards
Denni Pascasakti

Eddinburgh, 23 May 2012.
07.15 a.m ( UTC +0 )

Comments

Popular posts from this blog

Prosedur Buku Pelaut Panama

  Saya ingin membuat buku pelaut Panama karena adanya kemudahan akses ketika bekerja di beberapa negara sebagai Seaman. Awalnya cukup sulit untuk menemukan informasi di Internet mengenai prosedur pembuatan buku Pelaut Panama di Indonesia. Namun saya segera mencari tahu dan mencobanya sendiri, hanya dalam waktu 3-4 hari kerja, setelah semua syarat dokumen lengkap dan dilakukan pembayaran, saya sudah bisa mendapatkan buku pelaut Panama di Rumah. Berikut ini saya sampaikan beberapa point-point penting mengenai prosedur pembuatan Buku Pelaut Panama : 1.      Dimana membuat buku pelaut Panama? Buku pelaut Panama dibuat di Consulate General of Panama di Jakarta yang berada di World Trade Center Lt.13, Jalan Jend. Sudirman, Karet-Kuningan. Namun karena keterbatasan waktu, saya menggunakan jasa Agent. 2.      Apa saja persyaratan buku pelaut Panama? a.      Surat permohonan dari perusahaan b.      Passpor (valid at least 6 bulan) c.      Bosiet/BST (valid at least 6 bulan) d.

Medical Check Up OGUK/UKOAA

Awal April 2018 lalu, saya mengambil paket Medical Check Up (MCU) UKOAA/OGUK di Klinik SOS Medika Cipete-Jakarta. MCU standar UKOAA/OGUK saya sebelumnya sudah berakhir masa berlaku-nya (Masa berlaku = 2 tahun), sehingga saya harus kembali mengambil MCU lagi untuk memastikan bahwa saya FIT untuk bekerja di offshore. Sebelum saya menuju ke lokasi, saya membuat appointment terlebih dahulu melalui email : sosidn.medapp@internationalsos.com , kemudian setelah ada konfirmasi, saya melakukan persiapan selama 2 minggu sebelumnya dengan berolahraga rutin, menjaga makanan rendah lemak/kolesterol, dan menjaga pikiran supaya tetap rileks. Setelah semuanya siap, saya berangkat menuju ke Klinik SOS Medika yang beralamat di Jalan Puri Sakti No.10, Cipete-Antasari. Jakarta Selatan. Sekedar informasi bahwa untuk paket MCU UKOAA/OGUK terdapat beberapa kategori  : Paket OGUK Complete seharga Rp 2.600.000 (Usia < 50Tahun)   Paket OGUK Standar seharga Rp 1.300.000 (Usia < 50Tahun)

Endorse Panama Medical

Saya membutuhkan Panama Medical untuk kepengurusan salah satu dokumen offshore, pada awalnya saya masih bingung dimana saya bisa membuat Panama Medical, berapa biayanya, dan apabila saya sudah memiliki Medical sesuai standar OGUK, apakah masih bisa digunakan untuk dibuatkan Endorse Panama Medical. Banyak pertanyaan yang saya tidak tahu jawabannya, dan ketika saya mencari di internet, masih cukup sulit untuk menemukan artikel yang membahas mengenai Panama Medical di Indonesia, sehingga saya mencoba mencari tahu sendiri dan pengalaman tersebut saya tuliskan ke dalam artikel ini supaya memberikan kemudahan bagi pembaca yang ingin membuat Panama Medical. 1.      Apa itu Panama Medical ? Salah satu check up kesehatan yang mengacu kepada standar Medical MLC/ILO, sehingga hasil akhir nya akan menentukan apakah seseorang Fit untuk bekerja atau Unfit yang kemudian Medical tersebut akan diendorse oleh dokter yang telah diauthorisasi oleh Panama Maritime. 2.      Berapa biaya Panama Medic