Saat sedang duduk santai di ruangan Geoscience lantai 13, Manager Divisi TZ memanggil saya dan berkata,” Denni, kita akan ada proyek Transition Zone ( Laut Dangkal ) di daerah Tarakan, Kaltim. Kamu sanggup ya saya plotkan disana untuk survei batimetri memakai alat Echosounder Odom Version 2.23 ?” Jujur saja, ketika itu saya kaget dan berkata dalam hati,”Waduh... aq baru 1x pakai alat itu lagi.Tapi gpp, semuanya ilmu kan bisa dipelajari.” Spontan saya menjawab,” Sanggup pak, Saya siap!”. Kemudian Beliau langsung memplotkan saya untuk batimetri di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur sebagai Supervisor Sounding.
(****)
Sesampainya di Tarakan. Basecamp kita adalah hotel berlantai 4 yang disewa langsung oleh Elnusa. Melihat hotel yang setiap kamarnya tersedia kulkas, AC, TV dan semua fasilitas yang terbilang cukup mewah,, Awalnya saya curiga,” Masa sih Elnusa nyewa hotel kayak begini. Ternyata malam harinya baru ketahuan,Ini hotel karena disewa dengan hrg murah, tiap 10 menit listriknya padam.. Gokil banget.. Semua peralatan pendukung pengukur kedalaman pun belum ada.. Segalanya serba dari nol.. Bahkan Helper saya pun diambil dari para sekurity dan tukang kayu yang gag tahu apa2 tentang Geodesi.. TIDAKKK
Selama 2 hari pertama , saya sebagai penangung jawab project batimetri, wajib mengajarkan dasar2 tentang survei pengukuran kedalaman kepada para Helper. Sulitnya bukan main... Ada yang saya suruh nulis jam berapa saat ini ( dalam jam dan menit ).. Mau tau dia nulisnya berapa??... Jam 12.87... GUBRAK..Mellihat itu, saya marah dan berkata,” Kamu ngerti gag menit itu sampai berapa!!”.. eh dia malah njawab,” Maksud saya td, bukan menit pak, tapi detik..”...bisa dibayangkan, Mana ada detik yg sampai 87.!!..
Ada juga yang lucu, aq ajarkan membaca rambu ( semacam penggaris skala ukuran besar) untuk pasang surut air, 30 menit kemudian.Saya tanya..”Udah ngerti y pak??”.. dia menjawab dengan mantap,”Sudah”. Lalu saya berkata lagi,” Coba sekarang baca, ini bacaannya berapa?”.. dia berfikir keras dan lamaa.. 10 menit kemudian,” Maap pak, saya belum bisa, ajarkan lagi pak.”..GrRRRRRRRRRRRrrr... udah ah.. capek gw marah2, ngabisin tenaga.
(****)
Proyek ini terbilang gila, kenapa? Karena lokasi survei kami berada di sungai daerah Kalimantan timur yang cukup terkenal dengan gerombolan perompak kapal, dan Speedboat kami berjalan tanpa kawalan keamanan dari pihak TNI ataupun Brimob.. Biasanya sih Elnusa menyewa TNI untuk keamanan kapal, namun pada saat saya melakukan survei ini, tidak ada satupun kawalan. Jadi satu2nya senjata kami......... ,....Berdoa.
(****)
Hari pertama..Setelah pengukuran kedalaman selama kurang lebih 3 jam, dari kejauhan terlihat 1 buah speed boat pelan2 mengikuti kami. Driver speed boat saya berkata ,” Pak, saya curiga, speed boad belakang kita kok ngikutin kita terus y?” Awalnya Saya juga sudah sedikit curiga.. kemudian saya berkata ke driver ,” Siap2 kabur pak kalo dia perompak kapal.”
Karena saat itu kami masih melakukan sounding( pengukuran kedalaman dasar laut ), kecepatan kapal kami harus berjalan lambat karena seperangkat alat transducernya masih terpasang di pinggir kapal, sehingga jika speed boat di belakang benar2 perompak kapal, kami masih harus mencopot tranducer terlebih dulu,kemudian menarik kabel, baru speedboat bisa lari.
Banyak penduduk lokal yang bercerita bahwa perompak kapal disini brutal2, kalau tertangkap, awalnya mesin speedboat dan semua peralatan survei dirampok, kemudian semua penghuni kapal diikat di kapal dan ditenggelamkan bersama kapal supaya tidak ada barang bukti. Sudah ada beberapa orang nelayan tambak yang hilang tanpa berita sampai saat ini...
Semakin lama speed boat di belakang semakin mendekati kami. Tampak wajah wajah cemas diantara kami yang hanya berjumlah 4 orang dalam satu speed boat. Tangan saya yang gemetar,sudah menggengam erat dan siap menarik kabel transducer. Sang Driver, dengan wajah cukup takut dan siaga, tangan nya siap di pedal gas untuk segera menarik ke kecepatan penuh.
Ternyata benar!, Speed boat itu adalah kawanan perompak… Mereka yang berjumlah 5 orang, menutupi wajahnya dengan slayer hitam dan bergerak cepat ke arah kami. SPontan saya teriak,” LARIII Pak !!” saya segera mencabut kabel transducer, dan speed boad kami yang bermesin 115cc ditekan pedal gas nya ke kecepatan tertinggi, speed boat kami miring hampir 45 derajat dan ngebut bukan main..Jantung saya berdetak kencang sekali,, Jujur aja,, dalam keadaan kayak gini, takutnya bukan main.. Setelah beberapa belokan di sungai,dan kapal kami hanya berjarak sekitar 150 meter, driver kami berkata,” Ada desa di depan, kita berhenti disana, kemudian selamatkan diri masing2!!alatnya ditinggal saja di kapal.!”.. Namun sebelum kami merapat di desa tersebut, speed boat perompak kapal di belakang kami sudah memutar haluan ke arah yang berlawanan kemudian menghilang... Kami semua legaaaaaaaa,,,,” Thx God
Masalah kedua datang, BBM Kami habis !!, BBM speed boat ini adalah campuran bensin dan oli.. Jadi kami membagi 2 kelompok untuk mencari bensin murni dan oli ke rumah2 penduduk.. Setelah berjalan kaki yang penuh perjuangan mengelilingi 1 desa,, dapet juga 50 liter bensin murni dan 3 liter oli... Kamipun segera tancap gas pulang kembali ke basecamp.Hari pertama terlewati dengan selamat..
(****)
Hari hari berikutnya banyak sekali tantangan pekerjaan yang kami jumpai... Saat siang hari,, kami melihat dengan mata kepala sendiri, buaya2 berjemur di pinggir sungai, ada yang berwarna hitam, ada yang kuning dengan panjang sekitar 4 meter. ,Mmmm, berarti speedboat kami ini berjalan diatas kolam buaya dong... MANSTAP... Sekalinya speed boat kebalik, Santapan lezat sekali buat mereka.. Mungkin buaya itu bilang,,” Ada Chicken Nugget tuh,, Makan Yuks !!,, .”
Hampir setiap Haripun , perjalanan kami disertai oleh hujan yang sangat deras dan badai,, ombaknya terkadang hampir 1 meteran, speed boat kami terombang ambing ,, terjungkal, dan nyaris terbalik.Mungkin kalau anda termasuk orang yang gampang mabuk laut,, sudah mual dan muntah,, Ada helper juga yang sudah bermuka masam,, akhirnya JACKPOT....hahaha.....Namun semua tantangan itu menjadi resiko pekerjaan tersendiri yang tetap harus kami jalani...
Saat saya menulis Notes ini.. Kami sudah menyelesaikan hampir 90% Survei Batimetri di Tarakan,, dan saya masih tetap percaya,, bahwa ada kekuatan dan mukzizat ketika kita Berdoa dan meminta keselamatan kepada-Nya.
Buat saya,, ini adalah pengalaman berharga yang tidak tergantikan,, dan saya tidak pernah menyesal, ketika dulu manager TZ saya bertanya,” Denni, Kamu sanggup ya saya plotkan di Tarakan ?“dan saya menjawab ,” Sanggup Pak.”.. Mungkin jika saat itu saya menjawab ,”Saya belum siap pak,,karena saya baru 1 X megang alat Echosounder.”.. Petualangan seperti ini, tidak akan pernah saya alami..
Ada suatu kutipan dari Pablo Picasso ,Beliau berkata,”Saya Selalu mengerjakan apa yang TIDAK BISA saya kerjakan, agar di kemudian hari, saya menjadi BISA dan MAHIR dalam mengerjakan nya.. dan percaya lah, bahwa semua ilmu itu bisa dipelajari, asalkan ada niat dan usaha..”
Regards,
Denni Pascasakti
Comments