05.30
Pagi itu hujan mengguyur Balikpapan sangat deras dan saya masih saja terbaring diatas tempat tidur yang empuk disertai dinginnya AC. Kamar tidur ini didiami oleh 4 orang, tetapi saya sedikit heran,”Kenapa sunyi sekali di ruangan ini?”. Dengan mata terkantuk kantuk , saya berusaha untuk melihat keadaan sekitar, dan ternyata benar! Di ruangan itu tinggal saya sendiri. Kontan saya langsung terbangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi secepatnya. Kondisi kamar mandi disana masih menggunakan seng dan pintu dari kayu seadanya.
06.00
saya menuju ruang makan dan tersedia menu kami sehari hari yaitu Ikan! .Sudah 4 hari disini tiap pagi, siang ,malem makanan nya selalu ikan, cuma variasinya aja dibedain diantaranya ikan kembung, patin, tongkol, teri, sarden,trus balik lagi ke kembung dan seterusnya..T.T
Beberapa menit setelah makan terdengar suara nyaring,”tenggg….tenggg…..tengg…” itu tandanya bahwa semua penghuni basecamp sudah saatnya untuk mengikuti Toolbox Meeting. Mungkin anda bertanya .”Apa sih Toolbox Meeting?” Toolbox Meeting adalah Pertemuan yang dilakukan setiap pagi hari pukul 06.30 untuk membahas isu isu seputar Safety.
07.00
Di proyek total EP ini, semua Engineer wajib memakai 2 hal yang tidak boleh dilupakan,Kenapa? Karena kalau lupa membawa 2 hal tersebut, maka Engineer tersebut tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas di daerah TOTAL.
Yang pertama yaitu ID Card. Syarat untuk mendapatkan ID Card dari Total cukup ketat diantaranya harus lolos Medical Check Up dan Memiliki Sertifikat Sea Survival.
Yang kedua setiap Engineer wajib mengenakan Alat Pelindung Diri ( APD) . APD yang dipersyaratkan total adalah Helm, Kacamata, Seragam, Sepatu Safety, Jaket pelampung.
07.15
Kami menyiapkan alat alat yang akan dibawa ke lapangan diantaranya Echosounder, Aki 2 buah, Converter, GPS CNAV, Seperangkat laptop, Barcheck, Tide pole, Pembaca Grafik Kedalaman .Setelah semua alat siap, sesaat kemudian tim kami dijemput oleh kendaraan Ranger 4WD yang akan mengantarkan kami ke Jetty(Pelabuhan Kecil tempat bersandar kapal). Tim kami berjumlah 5 orang, dan dipimpin oleh senior Hidrographic Engineer yang juga merupakan senior saya dulu di UGM bernama Bpk. Yoga, Ia berkarakter tegas dan tidak banyak bicara.
07.30
Kendaraan Ranger sudah sampai di Jetty(pelabuhan kecil), Namun kami harus kembali menunggu kapal yang disebut Sea Truck. Sembari menunggu, Tim kami duduk duduk di rumah yang sudah reot dan bercengkrama tentang berbagai macam hal, Terutama seputar rencana perkawinan Bpk Yoga yang tinggal beberapa minggu lagi, dan dalam pikiran saya terlintas kembali pikiran,” Kapan ya saya menikah?, mungkin saya menikah masih 5 tahun kedepan, menabung dulu deh.hehe.
.Tidak lama kemudian Sea Truck yang kami tunggu datang juga,.
08.00
Setelah 5 Menit di dalam kapal, saya mulai merasakan mual yang cukup besar, rasanya ingin sekali muntah. Namun tba tiba saya teringat kembali perkataan Trainer saya pada saat Sea Survival, beliau pernah berkata,” Jika kamu sudah mual2 di dalam kapal, segeralah lihat suatu titik yang tidak bergerak seperti awan, kemudian berbicaralah dengan teman disekitarmu.”
Saya langsung menerapkan hal itu dengan berdiri di ruang belakang, melihat awan dan bercengkrama dengan rekan di sebelah saya. Dan ternyata saran tersebut sangatlah manjur, karena perasaan mual tiba2 saja menghilang dari pikiran saya.
08.30
Seharusnya kami bisa langsung menuju ke daerah survey yaitu di Handil Base, tetapi semua kegiatan di area Total harus sudah memiliki permit/ijin. Dan yang bikin ribet bahwa semua Permit di Total harus dilakukan setiap harinya, padahal Perjalanan ke area Permit membutuhkan waktu 30 menit.
10.00
Kami menuju ke Sumur pasut 3 meter. Apa sih Fungsi Sumur pasut 3 meter Tersebut?? semua pengukuran Kedalaman kan harus direduksi ke Chart Datum (Permukaan Surut Terendah), nah sumur pasut 3 meter ini memberi tanda 3 Meter Ketinggian diatas Chart Datum, Lalu kami tinggal memasang Rambu (Tide Pole) disana, dan membaca bacaan rambu setiap 10 menit sampai survey selesai. Oleh karena itu 1 orang dari Regu kami ditinggal di sumur tersebut untuk membaca ketinggian Chart Datum pada bacaan rambu setiap 10 menit. Dan mencatatnya pada formulir pasut.
Kami juga melakukan koreksi barcheck, Mungkin banyak yang sudah mengetahui langkah2nya yaitu kapal berhenti di titik tertentu dan melakukan sounding menggunakan Echosounder, terbaca kedalaman adalah 1,60 meter. Di titik yang sama diukur kedalaman menggunakan Barcheck dan terbaca 1,65 meter. Maka koreksinya sebesar +0,05 meter. Yang dianggap benar adalah kedalaman barcheck.
11.00
Sederhana sekali melakukan survey batimetri di lapangan terutama bagi geodetic engineer, karena kita tinggal membuka laptop yang terhubung dengan GPS, dan memandu Navigasi kapal agar berjalan sesuai dengan jalur kapal yang sudah direncanakan. Pekerjaan di atas kapal hanya memencet 4 tombol saja yaitu F6 ( Start dan Stop record), F11 ( Pindah ke line Berikutnya), F12(Pindah ke line sebelumnya), F10(Memutar tampilan). Mungkin pekerjaan paling sulit berada pada posisi nahkoda kapal, karena ia harus mempertimbangkan arah arus sungai dan arah angin yang mebuat kapal melenceng jauh dari jalur awal, sehingga beberapa kali kami harus mengulang kembali jalur tersebut.
14.00
Daerah survey yang berjumlah total 50 line dan 10 cross line telah selesai dilakukan survey, tampak wajah puas terpancar dari masing masing personil. Setelah itu kami menuju kembali ke sumur 3 pasut meter untuk menjemput rekan kami yang ditinggal disana .Ia telah selesai mencatat Bacaan rambu di sumur pasut 3 meter setiap interval waktu 10 menit.
Sebenarnya dalam survey batimetri sederhana dan relative singkat pekerjaan nya, yang terkadang sulit justru kesulitan mengurus permit dan transportasi yang harus digunakan.
Sepanjang perjalanan, saya terus menatap ke daerah sekitar dan menikmati sejenak keindahan alam, karena hal ini termasuk pengalaman pertama kali saya melakukan Survei Batimetri secara langsung, saya masih ingat beberapa tahun yang lalu, saya hanya mendengarkan cerita saja pada saat mengambil mata kuliah survei hidrografi di kampus, dan sekarang saya sudah mengalaminya secara langsung. Ternyata Menyenangkan.
16.00
Kami telah sampai di Jetty(pelabuhan kecil) kemudian menurunkan semua peralatan Batimetri, namun bukan kendaraan ranger yang menjemput kami, tetapi sebuah gerobak dari kayu. Jadi mau tidak mau kami menggunakan gerobak tersebut untuk membawa peralatan kami dan berjalan sampai di basecamp kurang lebih 20 menit.
Di Basecamp, data hasil pengukuran batimetri di sungai mahakam langsung dilakukan generate data menggunakan software HIDRO Nav untuk mendapatkan koordinat Easting, Northing, Kedalaman. Kemudian Data koordinat tersebut diplot menggunakan software Autocad, Maka Jadilah Peta Batimetri
cerita saya diatas hanya sebagian kecil pekerjaan di bidang Offshore Oil and gas, karena masih sangat luas dan banyak yang harus kita pelajari seperti Asbuild, Stakeout Jalur Pipa, Sounding menggunakan peralatan Side Scan Sonar, Magnetometer, Multi Beam, dll.
Sekian Dari saya, semoga cerita ini bisa menjadi \gambaran kecil tentang survey Batimetri di lapangan. Kerena ada suatu pepatah,” Belajar itu diumpamakan seperti berenang di sungai yang arusnya deras, ketika kita berhenti berenang, maka arus air akan menjauhkan kita dari tujuan yang ingin dicapai.Sedangkan ketika kita tetap berenang, kita akan menyadari bahwa kita semakin dekat dengan tujuan”
Salam Hangat
Denni Pascasakti
Pagi itu hujan mengguyur Balikpapan sangat deras dan saya masih saja terbaring diatas tempat tidur yang empuk disertai dinginnya AC. Kamar tidur ini didiami oleh 4 orang, tetapi saya sedikit heran,”Kenapa sunyi sekali di ruangan ini?”. Dengan mata terkantuk kantuk , saya berusaha untuk melihat keadaan sekitar, dan ternyata benar! Di ruangan itu tinggal saya sendiri. Kontan saya langsung terbangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi secepatnya. Kondisi kamar mandi disana masih menggunakan seng dan pintu dari kayu seadanya.
06.00
saya menuju ruang makan dan tersedia menu kami sehari hari yaitu Ikan! .Sudah 4 hari disini tiap pagi, siang ,malem makanan nya selalu ikan, cuma variasinya aja dibedain diantaranya ikan kembung, patin, tongkol, teri, sarden,trus balik lagi ke kembung dan seterusnya..T.T
Beberapa menit setelah makan terdengar suara nyaring,”tenggg….tenggg…..tengg…” itu tandanya bahwa semua penghuni basecamp sudah saatnya untuk mengikuti Toolbox Meeting. Mungkin anda bertanya .”Apa sih Toolbox Meeting?” Toolbox Meeting adalah Pertemuan yang dilakukan setiap pagi hari pukul 06.30 untuk membahas isu isu seputar Safety.
07.00
Di proyek total EP ini, semua Engineer wajib memakai 2 hal yang tidak boleh dilupakan,Kenapa? Karena kalau lupa membawa 2 hal tersebut, maka Engineer tersebut tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas di daerah TOTAL.
Yang pertama yaitu ID Card. Syarat untuk mendapatkan ID Card dari Total cukup ketat diantaranya harus lolos Medical Check Up dan Memiliki Sertifikat Sea Survival.
Yang kedua setiap Engineer wajib mengenakan Alat Pelindung Diri ( APD) . APD yang dipersyaratkan total adalah Helm, Kacamata, Seragam, Sepatu Safety, Jaket pelampung.
07.15
Kami menyiapkan alat alat yang akan dibawa ke lapangan diantaranya Echosounder, Aki 2 buah, Converter, GPS CNAV, Seperangkat laptop, Barcheck, Tide pole, Pembaca Grafik Kedalaman .Setelah semua alat siap, sesaat kemudian tim kami dijemput oleh kendaraan Ranger 4WD yang akan mengantarkan kami ke Jetty(Pelabuhan Kecil tempat bersandar kapal). Tim kami berjumlah 5 orang, dan dipimpin oleh senior Hidrographic Engineer yang juga merupakan senior saya dulu di UGM bernama Bpk. Yoga, Ia berkarakter tegas dan tidak banyak bicara.
07.30
Kendaraan Ranger sudah sampai di Jetty(pelabuhan kecil), Namun kami harus kembali menunggu kapal yang disebut Sea Truck. Sembari menunggu, Tim kami duduk duduk di rumah yang sudah reot dan bercengkrama tentang berbagai macam hal, Terutama seputar rencana perkawinan Bpk Yoga yang tinggal beberapa minggu lagi, dan dalam pikiran saya terlintas kembali pikiran,” Kapan ya saya menikah?, mungkin saya menikah masih 5 tahun kedepan, menabung dulu deh.hehe.
.Tidak lama kemudian Sea Truck yang kami tunggu datang juga,.
08.00
Setelah 5 Menit di dalam kapal, saya mulai merasakan mual yang cukup besar, rasanya ingin sekali muntah. Namun tba tiba saya teringat kembali perkataan Trainer saya pada saat Sea Survival, beliau pernah berkata,” Jika kamu sudah mual2 di dalam kapal, segeralah lihat suatu titik yang tidak bergerak seperti awan, kemudian berbicaralah dengan teman disekitarmu.”
Saya langsung menerapkan hal itu dengan berdiri di ruang belakang, melihat awan dan bercengkrama dengan rekan di sebelah saya. Dan ternyata saran tersebut sangatlah manjur, karena perasaan mual tiba2 saja menghilang dari pikiran saya.
08.30
Seharusnya kami bisa langsung menuju ke daerah survey yaitu di Handil Base, tetapi semua kegiatan di area Total harus sudah memiliki permit/ijin. Dan yang bikin ribet bahwa semua Permit di Total harus dilakukan setiap harinya, padahal Perjalanan ke area Permit membutuhkan waktu 30 menit.
10.00
Kami menuju ke Sumur pasut 3 meter. Apa sih Fungsi Sumur pasut 3 meter Tersebut?? semua pengukuran Kedalaman kan harus direduksi ke Chart Datum (Permukaan Surut Terendah), nah sumur pasut 3 meter ini memberi tanda 3 Meter Ketinggian diatas Chart Datum, Lalu kami tinggal memasang Rambu (Tide Pole) disana, dan membaca bacaan rambu setiap 10 menit sampai survey selesai. Oleh karena itu 1 orang dari Regu kami ditinggal di sumur tersebut untuk membaca ketinggian Chart Datum pada bacaan rambu setiap 10 menit. Dan mencatatnya pada formulir pasut.
Kami juga melakukan koreksi barcheck, Mungkin banyak yang sudah mengetahui langkah2nya yaitu kapal berhenti di titik tertentu dan melakukan sounding menggunakan Echosounder, terbaca kedalaman adalah 1,60 meter. Di titik yang sama diukur kedalaman menggunakan Barcheck dan terbaca 1,65 meter. Maka koreksinya sebesar +0,05 meter. Yang dianggap benar adalah kedalaman barcheck.
11.00
Sederhana sekali melakukan survey batimetri di lapangan terutama bagi geodetic engineer, karena kita tinggal membuka laptop yang terhubung dengan GPS, dan memandu Navigasi kapal agar berjalan sesuai dengan jalur kapal yang sudah direncanakan. Pekerjaan di atas kapal hanya memencet 4 tombol saja yaitu F6 ( Start dan Stop record), F11 ( Pindah ke line Berikutnya), F12(Pindah ke line sebelumnya), F10(Memutar tampilan). Mungkin pekerjaan paling sulit berada pada posisi nahkoda kapal, karena ia harus mempertimbangkan arah arus sungai dan arah angin yang mebuat kapal melenceng jauh dari jalur awal, sehingga beberapa kali kami harus mengulang kembali jalur tersebut.
14.00
Daerah survey yang berjumlah total 50 line dan 10 cross line telah selesai dilakukan survey, tampak wajah puas terpancar dari masing masing personil. Setelah itu kami menuju kembali ke sumur 3 pasut meter untuk menjemput rekan kami yang ditinggal disana .Ia telah selesai mencatat Bacaan rambu di sumur pasut 3 meter setiap interval waktu 10 menit.
Sebenarnya dalam survey batimetri sederhana dan relative singkat pekerjaan nya, yang terkadang sulit justru kesulitan mengurus permit dan transportasi yang harus digunakan.
Sepanjang perjalanan, saya terus menatap ke daerah sekitar dan menikmati sejenak keindahan alam, karena hal ini termasuk pengalaman pertama kali saya melakukan Survei Batimetri secara langsung, saya masih ingat beberapa tahun yang lalu, saya hanya mendengarkan cerita saja pada saat mengambil mata kuliah survei hidrografi di kampus, dan sekarang saya sudah mengalaminya secara langsung. Ternyata Menyenangkan.
16.00
Kami telah sampai di Jetty(pelabuhan kecil) kemudian menurunkan semua peralatan Batimetri, namun bukan kendaraan ranger yang menjemput kami, tetapi sebuah gerobak dari kayu. Jadi mau tidak mau kami menggunakan gerobak tersebut untuk membawa peralatan kami dan berjalan sampai di basecamp kurang lebih 20 menit.
Di Basecamp, data hasil pengukuran batimetri di sungai mahakam langsung dilakukan generate data menggunakan software HIDRO Nav untuk mendapatkan koordinat Easting, Northing, Kedalaman. Kemudian Data koordinat tersebut diplot menggunakan software Autocad, Maka Jadilah Peta Batimetri
cerita saya diatas hanya sebagian kecil pekerjaan di bidang Offshore Oil and gas, karena masih sangat luas dan banyak yang harus kita pelajari seperti Asbuild, Stakeout Jalur Pipa, Sounding menggunakan peralatan Side Scan Sonar, Magnetometer, Multi Beam, dll.
Sekian Dari saya, semoga cerita ini bisa menjadi \gambaran kecil tentang survey Batimetri di lapangan. Kerena ada suatu pepatah,” Belajar itu diumpamakan seperti berenang di sungai yang arusnya deras, ketika kita berhenti berenang, maka arus air akan menjauhkan kita dari tujuan yang ingin dicapai.Sedangkan ketika kita tetap berenang, kita akan menyadari bahwa kita semakin dekat dengan tujuan”
Salam Hangat
Denni Pascasakti
Comments
selamat bergabung Geoscience Service
salam,
AGung