Tidak terasa hampir 1 tahun sejak
kami berdua mengikat janji pernikahan di depan altar gereja Santa Maria Kota
Tangerang, Waktu berjalan sungguh cepat sekali, dan jika ada teman saya
bertanya,”Bagaimana kehidupan setelah pernikahan?” saya bisa menjawab dengan mantap,”Kehidupan
kami sangat bahagia.”
Ya benar, saya sangat bahagia
sekali menjalani kehidupan setelah penikahan, yang paling terasa karena selalu
ada seseorang yang memberikan perhatian lebih daripada orang lain. Sebagai
contoh untuk hal sepele ada yang membuatkan masakan setiap hari, ada teman
hidup untuk berdiskusi di sore hari sambil meminum teh, ada teman hidup berbagi
di saat senang maupun susah. Itulah hal yang membuat saya merasakan adanya kebahagiaan
di dalam hidup.
Selama 1 tahun ini, kami belum
pernah bertengkar, sejauh yang saya ingat hanya satu kali berdiskusi mengenai
pengelolaan keuangan, setelah itu tidak ada lagi pertengkaran apalagi kekerasan
di dalam berumah tangga. Mungkin ada yang mengatakan,”Ah kamu kan baru satu
tahun menjalani kehidupan berumah tangga, lihat nanti, pasti semakin lama akan
semakin banyak pertengkaran.” Saya sungguh tidak percaya itu. Mungkin salah
satunya karena kami sudah bisa hidup di dalam rumah sendiri dan tidak
bergantung kepada orang tua, hal ini yang membuat pikiran kami tidak terlalu
banyak dicampuri oleh pengaruh dari orang tua maupun keluarga lain.
Saya masih ingat perkataan dari ayah saya yang mengatakan,”Denni, kamu sebagai laki-laki harus berjuang keras, karena suatu hari nanti kamu akan menjadi kepala keluarga. Jadilah seseorang yang mandiri, dan tidak menyusahkan orang lain.” Ya, tidak menyusahkan orang lain ! Oleh karena itu ketika lulus kuliah saya langsung bekerja keras, bahkan harus jauh dari keluarga dan bahkan bekerja keluar negeri berbeda benua. Satu hal lagi yang terpenting bahwa saya sangat berhati hati dalam mengeluarkan uang, tidak boleh terlalu boros dan berfoya foya. Saya yang bekerja di offshore saja harus naik motor selama hampir 3 tahun sampai dengan tahun 2015 lalu, Bahkan ada saja teman teman di tempat kerja yang selalu bertanya,” Mengapa sih kamu pelit sekali, untuk membeli mobil saja gag mau!”. Jawabannya karena saat itu saya belum butuh membeli mobil. Prinsip saya membeli suatu barang karena kebutuhan bukan keinginan, dan satu hal lainnya memang benar bahwa Gengsi membawa kesengsaraan.
Saya masih ingat perkataan dari ayah saya yang mengatakan,”Denni, kamu sebagai laki-laki harus berjuang keras, karena suatu hari nanti kamu akan menjadi kepala keluarga. Jadilah seseorang yang mandiri, dan tidak menyusahkan orang lain.” Ya, tidak menyusahkan orang lain ! Oleh karena itu ketika lulus kuliah saya langsung bekerja keras, bahkan harus jauh dari keluarga dan bahkan bekerja keluar negeri berbeda benua. Satu hal lagi yang terpenting bahwa saya sangat berhati hati dalam mengeluarkan uang, tidak boleh terlalu boros dan berfoya foya. Saya yang bekerja di offshore saja harus naik motor selama hampir 3 tahun sampai dengan tahun 2015 lalu, Bahkan ada saja teman teman di tempat kerja yang selalu bertanya,” Mengapa sih kamu pelit sekali, untuk membeli mobil saja gag mau!”. Jawabannya karena saat itu saya belum butuh membeli mobil. Prinsip saya membeli suatu barang karena kebutuhan bukan keinginan, dan satu hal lainnya memang benar bahwa Gengsi membawa kesengsaraan.
Saya terus menabung sampai
tercapai suatu jumlah tertentu dan menginvestasikannya, Ada banyak hal mengenai
investasi yang harus kita pelajari, Pada intinya Investasi yang baik adalah
investasi yang harganya semakin naik seiring berjalannya waktu, kemudian hal
kedua adalah investasi yang bisa menghasilkan setiap bulan-nya. Selama 3 tahun
saya selalu disiplin berinvestasi dan sekarang saya sudah bisa merasakan
manfaatnya. Kami berdua setelah menkah bisa menempati rumah sendiri dan hasil
kerja keras sendiri. Selain tidak ada banyak pengaruh dan campur tangan dari
keluarga kedua belah pihak, saya sudah bisa membuktikan ke ayah saya bahwa saya
bisa menjadi seseorang yang mandiri dan tidak menyusahkan orang lain.
Saat ini saya ingin sekali bisa
menjadi contoh di dalam keluarga saya, yaitu seseorang yang bisa memberikan
contoh yang baik buat keluarga. Saya membicarakan ini karena kakak dan adik
saya sampai saat ini belum menikah. Saya dan istri sudah banyak membantu kakak
saya untuk menemukan jodohnya yang baik dan satu iman, yang membuat kami
bahagia karena mereka sebentar lagi akan menuju tahapan lamaran. Begitu pula
kami mendukung adik saya untuk mendapatkan pasangan yang baik, seiman dan bisa
membawa keluarga ke arah yang lebih baik. Saya memberikan prinsip kepada adik
saya bahwa “Kehidupan setelah menikah harus lebih baik, Jangan sampai ketika
sendiri, kehidupan kita baik baik saja, namun setelah menikah justru berantakan.
Oleh karena itu kehidupan ke depan sangat ditentukan oleh siapa pasangan kita.”
Carilah pasangan yang mau berjuang sama-sama dari nol, Karena saya pernah
melihat ada beberapa pasangan yang menjadikan salah satu pacarnya sebagai ATM
berjalan, semoga hal seperti ini tidak pernah terjadi di dalam keluarga kami.
Untuk mereka yang masih single,
segeralah mencari pasangan yang baik dan bisa memulai serta berjuang bersama
sama menuju tahapan selanjutnya sampai pernikahan. Untuk pasangan yang masih
pacaran dan belum menikah maka segeralah menikah setelah merasa saling cocok,
karena dengan menikah selalu ada seseorang di sampingmu yang selalu
merindukan,memperhatikan, dan merawat kamu sepanjang hidup serta melalui
kehidupan bersama-sama baik susah maupun senang.
Yogyakarta,
9 Maret 2016
Comments